Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pak Presiden, Benarkah Kita Sudah Merdeka (BK.. 5)

18 Oktober 2012   07:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:42 129 1
Negara kita telah merdeka
hitam di atas putih
proklamasi 1945
adalah bukti nyata

Benarkah kita sudah merdeka?
apakah kita sudah merdeka seperti yang kita impikan

apakah kita sudah mempunyai kemerdekaan pada diri kita sendiri
bisa menentukan arah dan langkah masa depan kita sendiri
sudahkah kita merdeka dari rasa takut dan khawatir

sudahkah kita merasa aman
sudahkah kita merdeka dari rasa khawatir
tidak khawatir dengan penjahat saat keluar rumah sendirian di tengah malam
sudahkah kita merasa tenang jika kita pergi sendiri di jalanan tanpa kawan
merdekakah kita atas perasaan aman dan nyaman

Bukankah tujuan merdeka itu kita bisa hidup bersama dalam masyarakat yang adil dan makmur dan sejahtera lahir dan batin
lalu bagaimana saat kita sakit dan tidak mampu bekerja
atau kita benar-benar tidak mampu melakukan apapun
saat ini siapakah yang akan bertanggung jawab saat ini
memberi kita makan dalam ketidakberdayaan
sekedar nasi dan garam pengganjal perut
atau ditambah kelapa muda parut menajdi makanan mewah di saat aku dulu ada

dahulu
ketika negeri ini belum mengenal kata merdeka
belum mengenal pembangunan
belum ada gedung-gedung tinggi yang gagah perkasa
simbol kemajuan bangsa

orang tidak khawatir kelaparan karena ada daun-daunan di kebun belakang
ada ketela yang bisa direbus dengan kayu
semua milik bersama
tidak ada yang tega melihat tetangganya kelaparan
dalam masyarakat gotong royong, kebersamaan, solidaritas

lalu bagaimana sekarang ?
haruskah orang makan batu
atau tanah.. bahkan sekarang tanah kosongpun tak ada lagi
atau kita memasak dengan batu
dengan tumpukan sampah-sampah kering
berebut dengan pemulung

manusia bisa kelaparan dan tidak ada yang peduli
ironinya pembangunan
adalah penghancuran negeriku
ironinya kemerdekaan bangsaku
menimbulkan ketidakmerdekaan pada diri dan jiwa pribadinya
uang
semua harus punya uang
semua diukur dengan uang
semua dihitung dengan harga yang harus dibayar
tidak ada lagi keberssamaan
sama rasa sama rata

lalu bagaimana jika aku tidak punya itu uang
tidak ada lagi dalam kantongku

memasak harus pakai bahan bakar
apaun namanya harus dengan uang

jika aku minum air mentah sudah dicampur dengan pemutih
jika aku minum air kali sudah tidak jernih lagi
semuanya kotor
tidak ada lagi mata air untukku yang papa tempat aku mandi dan membersihkan diri

bahan makanan harus beli
tidak ada lagi ladang tempat untuk menanam

negeri ini merdeka tapi menyisakan kekawatiran
dan bukan gambaran kemerdekaan yang kuinginkan

akankah tiba saatnya
dimana pada suatu waktu
pada suatu keadaan

negeri ini benar-benar milik sendiri
tidak ada kekawatiran
tidak ada ketakutan
kebersamaan
gotong royong
solidaritas

tidaklah perlu kita takut dengan angka pertumbuhan ekonomi
karena pertumbuhan ekonomi hanyalah menyisakan kepedihan baru
kenyataannya kekayaan hanya milik segelintir orang
pertumbuhan dari orang-orang yang itu-itu saja dan bukan milik seluruh rakyat indonesia
jurang semakin besar antara si kaya dan si miskin

angka yang diciptakan oleh manusia

tidaklah perlu takut kita dibilang tidak maju
karena kemajuan hanyalah penindasan kepada diri sendiri
menjadikan diri kita robot
tidak berhati nurani
tidak berjiwa merdeka

kemajuan tehnologi kemajuan karir dan pekerjaan yang tidak mengenal waktu
adalah penindasan kepada anak-anak kita
keturunan kita
karena kita tidak pernah punya waktu bersama mereka
untuk mendidik mereka
dalam sebuah pembelajaran hidup dan pembelajaran ilmu pengetahuan
dan akhirnya kita harus mengakui
bahwa kitalah yang menghancurkan hidup mereka atas nama angka kemajuan ekonomi bangsa juga
dan kita juga yang bertanggung jawab atas kehancuran nilai-nilai luhur yang tidak dimiliki anak cucu kita
di belahan bumi yang lain, bukan di negeri ini
punya hitungan sendiri
di bagian tempat lain yang memang berbeda dengan negeri ini punya cara sendiri untuk mengukur keberhasilannya

disana orang begitu dipuja karena kepandaiannya
orang dihormati karena kekayaannya
pujaan dan penghormatan yang akhirnya melahirkan kerakusan, ketamakan dan keserakahan
melahirkan manusia-manusia robot yang tidak mempunyai hati
melahirkan manusia-manusia keji yang menindas sesamanya
melahirkan manusia-manusia baru yang gila harta dan kekuasaan
melahirkan manusia-manusia gila
keakuan, kesombongan, kecongkakan dan kepongahan
melahirkan nafsu dan angkara murka

Itukah yang ingin kita cita-citakan ?
Tujuan Nusantara
"toto tentrem kerto raharjo gemah ripah loh jinawi"

cita-cita nusantara
cita-cita para leluhur
sudahkah kita berada pada jalan yang benar untuk mencapai cita-cita luhur itu

tujuan nusantara dalam sebuah keseimbangan
diri pribadi
masyarakat dan negaranya
dan alam semesta yang menaunginya

tidak harus menonjolkan dalam satu sisi saja
semua harus seimbang
lahir bathin
jiwa dan raga
jasmani dan rohani

gemah ripah loh jinawi tapi tidak tentrem

tentrem ayem atine tapi tidak bisa makan
tapi ora ngumpul karo sanak kadang
bermasyarakat
bersama dalam kebersamaan

bukankah tujuan hidup tidak ada yang sempurna
tidak semua keinginan bisa kita raih semua

adalah sebuah gabungan dari sebuah keadaan
meletakkan tujuan bahagia

kenikmatan mulut, menempatkan enak dengan rasa
pada sebuah keadaan hati ketika kita makan
bukan saat ketika makanan dikecap didalam mulut
pada apa yang dimakan
hal ini hanya akan membuat manusia selalu kelaparan, menjadikannya rakus
serakah dan tamak
hanya untuk kepentingan isi perutnya

menempatkan kebahagiaan pada materi
kehormatan dan kamukten
menjadikan dirinya haus kekuasaan dan keserakahan akan kekayaan
menumpuk materi dan menindas yang lainnya
karena menghilangkan hak sama rasa sama rata dan sama -sama hidupbersama di dalam masyarakat
menjadi aku adalah aku
dan kamu adalah kamu

atau menempatkan kebahagiaan di dalam hati
...
menjadikan diri manusia yang bersyukur atas semua yang ada
belajar dalam keseimbangan roso cipto dan karso

bahagia dengan memberikan yang terbaik kepada sesama
percaya bahwa dengan memberi banyak dengan iklas
akan mendapatkan sama banyaknya
bahkan berlipat-lipat

menjaga alam sekitarnya
dalam sebuah harmoni
dalam sebuah keselarasan

keadaan yang membunuh nilai-nilai di dalam diri
nilai-nilai universal
dimanakah kita akan memilih

berkata cukup
bersyukur atas semua yang ada
dan tetap selalu bahagia
kemiskinan adalah suatu keadaan dimana selalu kekurangan
kekayaan adalah suatu keadaan yang selalu kecukupan

kaya atau miskin yang sebenarnya
dan ketika kita merasa kaya
maka kita akan bisa mendidik dan menemani anak-anak kita untuk menjadi anak yang baik
bertanggung jawab terhadap pendidikan lahir dan batinya
dalam keseimbangan

mengisi hidup mereka dengan kebahagiaan bathin yang tidak bisa dihitung dengan angka
menuju sebuah cita-cita
bahagia lahir dan batin
sebagai manusia yang merdeka
merdeka dalam arti sesungguhnya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun