Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ramadan

Cara agar Keuangan Saya Terjaga Saat Puasa

16 April 2023   12:02 Diperbarui: 16 April 2023   12:07 760 8


Lapar mata!
Lagi-lagi lapar mata! Kalau lapar perut di waktu puasa sih biasa, ya. Itu memang imbas dari berpuasa, tetapi kalau lapar mata, beda ceritanya.

Puasa itu pengen makan ini, makan itu, minum ini, minum itu. Alhasil, pergilah ke toko beli semua yang diinginkan buat buka dan sahur. Sebelum waktu berbuka tiba dibuatlah makanan dan minuman yang diinginkan tadi. Sayangnya, sampai sahur kembali makanan tadi masih ada. Aduh, kerasa banget sayangnya, ya.

Teman-teman mungkin saja memiliki cerita yang berbeda dari yang saya alami. Namun, pernah analisis enggak kenapa sih pengeluaran saat puasa itu lebih banyak dari hari biasa? Atau mungkin ada yang bisa menghemat? Yuk, sharing di sini!

Saat berpuasa, godaan terbesar dalam diri seseorang adalah hawa nafsunya sendiri. Saya merasakan sendiri bahwa nafsu ingin merasakan makanan atau minuman saar berpuasa itu besar banget. Ngabuburit ke jalanan, yang dilihat makanan dan minuman aja. Pengennya setiap makanan atau minuman yang dijajakan itu bisa dibeli semua.

Eits, jangan dituruti dan setiap keinginan itu ada waktu tertunainya. Sebab, itu adalah keinginan yang sifatnya hanya sesaat. Pada saat itulah kita harus bisa mengontrol emosi dan keinginan kita. Enggak mungkinlah kita membeli sesuatu yang akan berakhir dibuang, bukan? Itu artinya kita akan melakukan pemubaziran.

Oleh sebab itu, kita harus ingat bahwa berpuasa itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga. Namun, mengontrol hawa nafsu untuk membeli sesuatu pun harus dilakukan. Bila kita tidak melakukannya, anggaran rumah tangga akan habis sebelum hari yang ditentukan, apalagi THR belum tahu kapan diberikan.

Oleh karena itu, kita bisa mengolah keuangan yang sehat saat Ramadan ini. Berikut tips yang bisa saya berikan berkaitan bagaimana cara saya pribadi mengolah finasial saat Ramadan. Pertama, petakan kebutuhan selama sebulan. Siapkan budget untuk pembelian kebutuhan pokok, listrik, gas, bensin, pulsa. Kebutuhan ini tidak bisa kita ganggu gugat.

Kedua, alokasikan sedikit untuk dana darurat. Dana inilah yang bisa diotak-atik untuk membeli bukaan.

Ketiga, pilah kebutuhan sampingan, termasuk membeli pakaian baru. Untuk yang satu ini, saya pribadi tidak pernah menetapkan akan memakai pakaian baru saat lebaran. Jika pun saya membeli pakaian baru, itu karena kondisi pakaian yang memang sudah tidak memungkinkan untuk dipakai, seperti kekecilan.

Keempat, menahan diri saat pergi ke pusat perbelanjaan atau market place/e-commerce sebab menjelang lebaran pasti ada diskon besar. Nah, para ibu-ibu seperti saya harus rela mengeratkan ikat pinggang demi kelancaran dan lebaran nanti. Jangan terprovokasi dengan iklan atau ajakan teman yang mau belanja, ya.

Kelima, sisihkan dana untuk berzakat. Ini penting! Kadang, kita sudah mencukupi bagian yang lain, sedangkan zakat yang penting tidak dipikirkan. Lalu, jika memungkinkan, sediakan dana untuk akhirat kita. Tak perlu banyak, sebab yang sedikit dan dilakukan dengan ikhlas akan menambah ketenangan dalam hidup.

Finansial yang sehat di suatu keluarga itu berasal dari kemampuan seorang ibu untuk mengolahnya dengan baik. Berarti seorang ibu itu harus menjadi seorang akuntan yang handal saat puasa. Sesekali enggak mengapa cemberut dan tidak menuruti keinginan suami atau anak untuk membeli bukaan atau makanan sahur.

Berlaku hemat perlu, berlaku kikir jangan. Semua ada pertimbangan. Pun membeli makanan pembuka dan sahur harus dipertimbangkan dengan baik. Itu semua dilakukan demi keberlangsungan rumah tangga.






KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun