Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Rezeki, Berkah, dan Keberuntungan

19 Februari 2020   14:59 Diperbarui: 19 Februari 2020   15:04 860 2

Konon semua makhluk  hidup memiliki jalan rejeki sendiri-sendiri.  Tuhan memberi rejeki kepada makhluknya dengan cara yang  unik. Ada yang  harus dicari dengan penuh kesusahan dan ada pula yang  sangat  mudah mendapatkan.Tuhan kirimkan rejeki setiap makhluk sesuai kebutuhan.  Di darat,  di laut,  di udara,  semua mendapatkan rejeki secara merata.  Tak dibedakan,  dan semua makhluk bisa mendapatkan.

Mkhluk yang tak bisa  terbang mendapatkan rejeki dari makhluk-makhluk bersayap.  Semisal cicak menangkap nyamuk.  Yang di udara mendapatkan rejeki dari daratan yang  jauh semisal burung  elang memangsa tikus atau ular.

Dan yang  hidup di air memangsa apapun yang  tenggelam.  Termasuk jasad renik yang  tak kelihatan.

Manusia sebagai makhluk paling sempurna dibekali akal pikiran agar bisa berkembang mencari jalan rejeki masing-masing.  Konon di jaman azali,  sebelum manusia tercipta,  jalan rejekinya sudah tertulis secara runtut .
Sehingga manusia tinggal mengikuti jalan nasibnya  sendiri-sendiri.

Ada yang  diciptakan  sebagai orang kaya. Cukup berlimpah harta benda.

Ada pula yang  sejak lahir miskin papa,  hidup sengsara tak punya apa-apa.

Tapi  kaya dan miskin sebenarnya nyaris sama.  Bila dilihat kebutuhannya.  Makan,  minum, pakaian, tenpat tinggal dengan fungsi yang sama. Hanya beda bahan dan harga.

Sedikit atau banyak harta yang didapat, juga tak berpengaruh secara maslahat. Sekaya apapun manusia, saat makan dan minum tetap ada batas ukuran. Tidak bisa melebihi kapasitas.

Apa bedanya gedung yang mewah dan rumah gubug? Bila itu sekedar untuk istirahat  dan melepas penat? Sebab sebamyak apapun rumah yang dimiliki, hanya ada satu tempat yang bisa dipilih untuk merebahkan diri.

Kendaraan yang dimiliki berfungsi mengantar pemiliknya ke sana ke mari. Tapi apakah selamanya ia akan pergi?

Kaya dan miskin hanya sekedar pandangan. Terlihat mewah penuh kenyamanan. Tapi perasaan tenteram dan nyaman tak tentu didapat dari  kepemilikan harta benda.

Apalagi setelah mati, semua ditanam ke dalam tanah, sendiri, tak ada yang menemani.

Tak ada yang melarang kita hidup kaya, tak ada pula yang bisa mencegah kita hidup miskin. Sebab kaya dan miskin sudah tergaris dalam catatan hidup setiap manusia.

Orang kaya butuh tenaga orang miskin, orang miskin butuh harta orang kaya. Kaya dan miskin saling membutuhkan, agar kehidupan tetap berjalan.

Siapa bilang orang mskin tak ingin hidup bahagia? Punya rumah, mobil mewah, uang melimpah?. Tapi garis hidup takkan bisa salah, sekeras apapun usaha hasilnya tetap saja.

Kalau manusia sudah terlahir jadi orang kaya, usaha apapun tetap bisa berjaya,  bahkan sampah-sampah sekalipun bisa diolah menjadi barang berguna.

Saat ini kita hanya perlu berfikir, bahw kaya dan miskin sudah digaris Tuhan. Kita tidak akan mengira ketika nasib seseorang bisa berubah seketika. Seperti anak kampung yang ditemukan artis kaya, mendadak terkenal seantero dunia.

Kita juga tak pernah tahu dengan nasib orang kaya, yang tiba-tiba jatuh miskin karena masalah yang tak terduga.

Kaya dan miskin memang pemberian Tuhan, kita yang kaya tak boleh sombong, yang miskin juga tak perlu rendah diri. Sebab kaya dan miskin sama di hadapan Tuhan.
Ukurannya sama, sejauh mana ketaatannya.

Semoga dalam rejeki kita, mendapatkan banyak berkah dan keberuntungan. Semakin banyak rejeki semakin mudah menebar kebaikan. Sebab Tuhan memberi rejeki tak pernah menghitung keuntungan dan kerugian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun