Konon semua makhluk  hidup memiliki jalan rejeki sendiri-sendiri.  Tuhan memberi rejeki kepada makhluknya dengan cara yang  unik. Ada yang  harus dicari dengan penuh kesusahan dan ada pula yang  sangat  mudah mendapatkan.Tuhan kirimkan rejeki setiap makhluk sesuai kebutuhan.  Di darat,  di laut,  di udara,  semua mendapatkan rejeki secara merata.  Tak dibedakan,  dan semua makhluk bisa mendapatkan.
Mkhluk yang tak bisa  terbang mendapatkan rejeki dari makhluk-makhluk bersayap.  Semisal cicak menangkap nyamuk.  Yang di udara mendapatkan rejeki dari daratan yang  jauh semisal burung  elang memangsa tikus atau ular.
Dan yang  hidup di air memangsa apapun yang  tenggelam.  Termasuk jasad renik yang  tak kelihatan.
Manusia sebagai makhluk paling sempurna dibekali akal pikiran agar bisa berkembang mencari jalan rejeki masing-masing. Â Konon di jaman azali, Â sebelum manusia tercipta, Â jalan rejekinya sudah tertulis secara runtut .
Sehingga manusia tinggal mengikuti jalan nasibnya  sendiri-sendiri.
Ada yang  diciptakan  sebagai orang kaya. Cukup berlimpah harta benda.
Ada pula yang  sejak lahir miskin papa,  hidup sengsara tak punya apa-apa.
Tapi  kaya dan miskin sebenarnya nyaris sama.  Bila dilihat kebutuhannya.  Makan,  minum, pakaian, tenpat tinggal dengan fungsi yang sama. Hanya beda bahan dan harga.
Sedikit atau banyak harta yang didapat, juga tak berpengaruh secara maslahat. Sekaya apapun manusia, saat makan dan minum tetap ada batas ukuran. Tidak bisa melebihi kapasitas.
Apa bedanya gedung yang mewah dan rumah gubug? Bila itu sekedar untuk istirahat  dan melepas penat? Sebab sebamyak apapun rumah yang dimiliki, hanya ada satu tempat yang bisa dipilih untuk merebahkan diri.
Kendaraan yang dimiliki berfungsi mengantar pemiliknya ke sana ke mari. Tapi apakah selamanya ia akan pergi?
Kaya dan miskin hanya sekedar pandangan. Terlihat mewah penuh kenyamanan. Tapi perasaan tenteram dan nyaman tak tentu didapat dari  kepemilikan harta benda.