Begitu ketika ia masuk di universitas, kebiasaan mencontek pun akan sulit untuk dihilangkan, karena seperti sudah menjadi tradisi dan mendarah daging dalam dirinya. Ia akan ketergantungan dengan rekan di sebelahnya, karena ia selalu tidak mempersiapkan diri ketika mengahadapi ujian. Namun, ia akan terpojokkan ketika ujian akhir atau menempuh skripsi. Hal itu akan dirasanya sebagai momok yang tidak ingin dijamahnya.
Masuk dalam dunia kerja baik bisnis, pendidikan maupun politik ia akan dihadapakan pada hal-hal yang membuatnya tergiur. Setelah bekerja, yang ada dalam benak seseorang adalah bagaimana agar ia mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti ketika masih dalam bangku pendidikan bahwa ia tidak mau berusaha dalam meraih prestasinya akan terbawa sampai ketiak ia memasuki dunia kerja. Ia akan melakukan hal apapun untuk mencapai jabatan maupun kekayaan. Karena ketika di bangku sekolah sering mencuri jawaban milik rekannya, maka ketika masuk dalam dunia kerja ia mencuri uang korporasi atau negara untuk memenuhi perutnya sendiri tanpai memikirkan akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
Korupsi. Nah, inilah penyakit yang telah lama mengakar dan mendarah daging di Indonesia. Atau bisa juga disebut sebagai penyakit menular yang belum ditemukan obat untuk mengobatinya. Belum lama banyak para pejabat pemerintahan yang ditangkap oleh pihak kepolisian dan mendekan di rumah besi karena melakukan kejahatan korupsi. Para wakil rakyat yang diberi kepercayaan oleh rakyat untuk mewakili segala kepentingannya, ternyata hanyalah mementingkan kepentingannya sendiri. Mereka tidak mewakili rakyat, tetapi mewakili dirinya sendiri. Mereka berlomba-lomba untuk mengembalikan modal yang digunakannya ketika akan menjabat sebagai wakil rakyat. Padahal, aksi mereka tidak hanya menyengsarakan satu dua orang, tetapi satu negara, se Indonesia telah mereka sengsarakan dengan perbuatan mencuri hak-hak rakyat yang seharusnya dinikmati oleh rakyat. Benar-benar, mereka sudah tidak bermoral.
Seseorang yang korupsi telah melakukan beberapa dosa. Yang pertama dosa kepada dirinya, kedua dosa kepada rakyat yang sengsara karena perbuatannya dan yang ketiga dosa kepada Tuhan Sang Maha Pencipta yang nantinya akan ia pertanggungjawabkan ketika di alam barzah. Na’udzubillahimindzalik.