Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Ya Ampun, Sudah Salah Melotot Lagi!

8 Agustus 2012   08:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:05 500 10
Banyak di antara kita adalah termasuk manusia yang ingin menang sendiri. Seringkali sudah salah, bukannya mengaku salah. Tetapi malahan menyalahkan dengan arogan. Lalu kita merasa bangga. Kasihan.

#
Belum lama ini, saat berkendaraan dengan sepeda motor saya mengalami kejadian yang menyebalkan.

Saat itu saya melaju dengan perlahan di jalur sebelah kiri sesuai aturan hendak menuju pabrik, di mana saya bekerja.

Tidak berapa lama kemudian saya ingin berbelok ke kiri. Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah motor melaju dengan mengambil jalur kiri juga. Tentu saja kaget dan hampir terjadi tabrakan.

Melihat yang mengendarai motor itu seorang bapak-bapak, saya lewati saja tidak ingin cari masalah lagi.

Tetapi justru bapak itu memandang ke arah saya dengan mata melotot.
Seakan-akan saya ingin ditelannya. Gawat.

Kebetulan saat kejadian ada seorang tukang becak di situ. Lalu saya bilang,"Wah, udah salah, malah melotot lagi!"

Si abang becak menanggapi,"Biasalah....."

Memang kejadian seperti itu di jalanan adalah hal biasa. Banyak pengendara bermotor yang arogan. Mau menang sendiri. Sudah salah, malah lebih galak.
Menyebalkan memang bila menghadapi orang yang maunya menang sendiri. Sudah salah tidak mau mengakui, malah menyalahkan lagi.

Coba pikir-pikir kembali. Apakah kita pernah berurusan dengan orang semacam itu? Bikin kesal dan gregetan, kan?

Tetapi tunggu dulu. Jangan-jangan orang yang sangat menyebalkan dan bikin gregetan itu adalah diri kita sendiri. Hayoooo...?!

Pada dasarnya manusia yang masih dipenuhi keegoan, pasti maunya menang sendiri. Tidak mau disalahkan.

Berurusan dengan orang-orang yang maunya menang sendiri memang sangat menyebalkan. Kalau tidak sabar, bisa-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sudah salah bukannya malu dan minta maaf, malahan melotot lagi. Kalau sudah begitu, paling-paling kita hanya bisa mengurut dada dan bergumam,"Ya, ampun! Sudah salah melotot lagi!"

Kembali kepada kejadian yang saya alami di atas. Saya mencoba untuk berbaik sangka.

Jangan-jangan bapak itu memang tidak tahu aturan, sehingga ia merasa benar dan menganggap saya yang salah. Ya, sudah. Tapi tidak usah sampai melotot begitulah.

Namun bila itu memang sudah sifatnya mau menang sendiri dan selalu merasa paling benar. Kasihan sekali memang.

Ya, saya sendiri juga termasuk kasihan cuma bisa menuliskannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun