Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Idul Fitri = Hari Raya Kesenangan?

9 September 2010   15:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 582 0
Sesungguhnya berapa banyak diantara kita yang merayakan Idul Fitri benar-benar lahir kembali menjadi manusia baru setelah sebulan penuh berpuasa?


* + * + *

Hari Raya Idul Fitri sejatinya adalah merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh sukses menunaikan ibadah puasa. Sukses menahan lapar dan haus. Sukses mengalahkan nafsu dan emosi. Sukses melatih hati hingga menjadi fitri atau suci.
Jadi Idul Fitri adalah berarti "kembali lahir dalam kesucian" . Karena memang diciptakan dalam keadaan suci awalnya.

Hari Raya Idul Fitri sesungguhnya adalah hari perayaan yang agung dan suci, begitu sejatinya. Seharusnya disambut dengan penuh suka cita dengan tetesan airmata. Dengan puja-puji yang bergema dalam kedalaman suara nurani.

Tetapi sejujurnya apakah sungguh kita bisa merasakan hal demikian?

Sejujurnya melalui pengamatan selama ini dan saya merasakan disekitar lingkungan saya tinggal. Bahwa perayaan hari Raya Idul Fitri sudah lebih bersifat keduniawian dan dikemas dalam kerohanian.
Maaf, bila saya mengatakan hari Raya Idul Fitri lebih bermakma menjadi "hari raya kesenangan".
Mengapa?

Coba kita rasakan dan perhatikan, bahwa dengan adanya perayaan hari Raya Idul Fitri benar-benar memberikan kesenangan kepada berbagai pihak untuk meraih keuntungan dan rejeki.

Yang pertama, tentunya para pedagang yang akan memanfaatkan budaya konsumerisme masyarakat untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan menaikkan harga. Aji mumpung, peluang emas setahun sekali, sayang dan bodoh bila dilewatkan, begitu yang terpikirkan oleh para pedagang.

Yang kedua, adalah para pekerja yang akan mendapatkan THR. Sesuatu yang begitu ditunggu dan diharapkan seorang karyawan. Selain itu adalah akan mendapatkan bonus liburan panjang, antara 3 hari sampai seminggu.

Selanjutnya yang ketiga adalah oknum para polisi yang seperti kita ketahui, menjelang lebaran gencar melakukan razia setiap hari. Untuk memanfaatkan momentum menambah penghasilan.

Keempat, oknum para pejabat tentunya ikut senang ketika menjelang Idul Fitri karena akan banyak mendapatkan THR dari perusahaan-perusahaan. Hal ini sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk memberikan bila tidak mau mendapatkan masalah dikemudian hari.

Yang kelima, para premanpun menikmati kesenangan karena pada hari lebaran adalah kesempatan untuk mendapatkan pemasukan lebih banyak lagi dari berbagai pihak sebagai THR.

Yang keenam, para pelajar dan guru dapat menikmati liburan panjang untuk bersenang-senang dari kepenatan sehari-hari dengan pelajaran.

Kemudian yang ketujuh hal yang menyenangkan pada hari Idul Fitri bagi anak-anak adalah mendapatkan "ang pao" dari orangtua dan saudara.
Mendapatkan hadiah baju baru dan bisa memamerkannya. Momen ini sungguh menyenangkan bagi mereka.

Yang paling menyenangkan tentunya adalah tradisi mudik pada setiap menjelang Idul Fitri. Bisa pulang kampung halaman dan berkumpul dengan keluarga atau orangtua sungguh menyenangkan.

Bagi orang yang selama ini yang hidup dalam kesusahan hari Raya Idul Fitri adalah hari menyenangkan karena biasanya akan mendapatkan pembagian zakat sehingga bisa menikmati makanan enak.

Satu hal lagi yang banyak dinanti-nantikan orang Jakarta pada Idul Fitri adalah senangnya berkendaraan tanpa harus mengalami stres. Karena jalanan begitu lenggangnya.

Tetapi dari semua penjelasan diatas semoga hanyalah sebuah pengamatan dari saya yang berpikiran sempit dan tidak mengerti.
Karena saya yakin dan percaya masih banyak diantara sungguh-sungguh merayakan Idul Fitri menjadi kembali lahir menjadi manusia baru.

Semoga!

MINAL AIDIN WAL FAI'ZIN
MAAF LAHIR BATIN
SEMOGA MERAIH KEMENANGAN SETIAP SAAT

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun