Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Idul Fitri = Hari Raya Kesenangan?

9 September 2010   15:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sesungguhnya berapa banyak diantara kita yang merayakan Idul Fitri benar-benar lahir kembali menjadi manusia baru setelah sebulan penuh berpuasa?

* + * + *

Hari Raya Idul Fitri sejatinya adalah merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh sukses menunaikan ibadah puasa. Sukses menahan lapar dan haus. Sukses mengalahkan nafsu dan emosi. Sukses melatih hati hingga menjadi fitri atau suci.
Jadi Idul Fitri adalah berarti "kembali lahir dalam kesucian" . Karena memang diciptakan dalam keadaan suci awalnya.

Hari Raya Idul Fitri sesungguhnya adalah hari perayaan yang agung dan suci, begitu sejatinya. Seharusnya disambut dengan penuh suka cita dengan tetesan airmata. Dengan puja-puji yang bergema dalam kedalaman suara nurani.

Tetapi sejujurnya apakah sungguh kita bisa merasakan hal demikian?

Sejujurnya melalui pengamatan selama ini dan saya merasakan disekitar lingkungan saya tinggal. Bahwa perayaan hari Raya Idul Fitri sudah lebih bersifat keduniawian dan dikemas dalam kerohanian.
Maaf, bila saya mengatakan hari Raya Idul Fitri lebih bermakma menjadi "hari raya kesenangan".
Mengapa?

Coba kita rasakan dan perhatikan, bahwa dengan adanya perayaan hari Raya Idul Fitri benar-benar memberikan kesenangan kepada berbagai pihak untuk meraih keuntungan dan rejeki.

Yang pertama, tentunya para pedagang yang akan memanfaatkan budaya konsumerisme masyarakat untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan menaikkan harga. Aji mumpung, peluang emas setahun sekali, sayang dan bodoh bila dilewatkan, begitu yang terpikirkan oleh para pedagang.

Yang kedua, adalah para pekerja yang akan mendapatkan THR. Sesuatu yang begitu ditunggu dan diharapkan seorang karyawan. Selain itu adalah akan mendapatkan bonus liburan panjang, antara 3 hari sampai seminggu.

Selanjutnya yang ketiga adalah oknum para polisi yang seperti kita ketahui, menjelang lebaran gencar melakukan razia setiap hari. Untuk memanfaatkan momentum menambah penghasilan.

Keempat, oknum para pejabat tentunya ikut senang ketika menjelang Idul Fitri karena akan banyak mendapatkan THR dari perusahaan-perusahaan. Hal ini sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk memberikan bila tidak mau mendapatkan masalah dikemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun