Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cermin yang Terbelah

8 Maret 2013   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:06 330 0

setiap sore selepas salat asar, aku dibonceng ayah dengan sepeda ontel tuanya. Kaki kekarnya mengayuh dengan kuat sehingga otot-otot kaki nampak begitu padat, dan urat-urat kaki pun ikut tertarik kencang, kreeekkkkk.......... kreeekkkkk...... kreeekkkkk...... suara bulatan logam pipih bergerigi, tempat berpautnya rantai yang terlihat tumpul dan karatan adalah satu-satunya irama yang menghiasiperjalanan kami meskipun sudah ditetesi oleh ayah dengan minyak goreng yang dibuat Ayah sendiri dari buah kelapa, kata Ayah minyak kelapa sebagai alternatif kalau tidak punya oli. Kadang-kadang kakinya turun untuk menahan keseimbangan, maklumlah jalan yang ditempuh begitu sempit, banyak akar-akar pohon karet yang merambat menyeberang dan menghalangi jalan, selain itu di kiri dan kanan jalan dipenuhi dengan semak belukar, ditambah jalannya yang berkelok-kelok dan naik turun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun