Dedi Mulyadi Sang Marhaen yang Peduli Nasib Para Petani
13 Oktober 2017 20:47Diperbarui: 13 Oktober 2017 20:5013340
"Padi  mengajarkan kita pada sifat rendah hati, menunduk ketika berisi,  bertani bukan untuk mencari untung karena harga beras diatur oleh  Negara, sedangkan biaya produksi terus melambung tinggi.Kebahagiaan  kita di meja makan adalah hasil jerih payah keringat mereka, tubuh  hitam terbakar matahari, setiap hari berlumur lumpur sawah, tak pernah  berkeluh kesah apalagi sampai membentangkan spanduk pemberontakan. Hidup adalah garis takdir yang harus disyukuri, seperti kisah Pak Opik, buruh tani dengan upah 10 Kg dari hasil satu kwintal hasil kotor.Saatnya kita belajar pada kesabaran mereka dan saatnya kami para pemimpin merasa malu oleh ketabahan mereka".-Dedi Mulyadi
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.