Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kakakku Pahlawanku

27 November 2023   13:50 Diperbarui: 27 November 2023   13:59 77 0

Pagi ini adalah hari pertamaku sekolah setelah pindah dari Jakarta ke Surabaya. Sebentar lagi akan sampai di sekolah baru jadi aku sangat gugup, namun karena sejak tadi kakak terus meyakinkanku untuk tidak panik perasaanku jadi sedikit lebih  tenang. Dengan seragam dari sekolahku yang lama ber-name tag "Alea Kashira".

Namaku Alea Kashira, biasa dipangil Ale. Sejak umur 10 tahun dan kakakku, Alana namanya, yang berusia 17 tahun harus menerima kenyataan kalau mama dan papa sudah tidak ada. Saat itu kami berdua ikut bersama tante dari keluarga mama karena papa anak tunggal. 3 tahun kemudian, kakak merasa tabungannya sudah cukup jadi ia memutuskan kami berdua untuk tidak merepotkan keluarga tante. Kini kakak sedang melanjutkan kuliah sambil kerja bisnis kecil-kecilan yang kakak buat dari hasil kerja kerasnya sendiri.

"Inget ya, kenalan sama temen-temen baru, jangan diem aja." Kata kakak tegas.

"Iya iya kak." kata terakhirku sebelum masuk gerbang sekolah.

Luas dan asri.

Ramai siswa-siswi berjalan terburu-buru memasuki ruang kelasnya masing-masing karena sebentar lagi adalah bel masuk. Aku langsung saja menuju ruang guru yang sudah kakak tunjukkan kemarin ketika melihat-lihat isi sekolah. Mungkin karena terlihat kebingungan di dekat pintu ruang guru, jadi seorang guru menghampiriku dengan senyuman lebar.

"Alea?"

"Iya, Bu." Jawabku dengan senyum kecil.

"Saya bu Arum yang akan menjadi wali kelas kamu. Saya harap kamu bisa nyaman dengan lingkungan dan teman-teman barumu nanti, ayo kita ke kelas.." ajak bu Arum yang masih dengan senyum lebarnya.

Gugup. Aku tidak suka jika menjadi pusat perhatian seperti ini. Apalagi kelas begitu hening.

"Selamat pagi anak-anak.."

"Pagi bu.."
"Nah, anak-anak, hari ini kalian akan mendapat teman baru di kelas kalian, Namanya Alea dan ibu harap kalian bisa cepat akrab dengan Alea. Ayo Alea, perkenalkan diri kamu.." ucap bu Arum halus.

"Halo semua, namaku Alea Kashira biasa dipanggil Alea atau Ale, pindah dari Jakarta. Senang bertemu dengan kalian." Aku memperkenalkan diri dengan singkat.

"Halo Alea.." sapa siswa-siswi balik.

Langsung saja aku duduk di tempat yang bu Arum tunjuk.

"Ale." Akhirnya aku mengeluarkan suara setelah 10 menit berdiam diri dengan lelaki di sebelahku ini yang tampaknya dia juga enggan untuk mengeluarkan suara. Ya... hitung-hitung supaya tidak terlalu canggung.

Lelaki itu menoleh kemudian memeperkenalkan dirinya, Agam namanya. Kemudian tak ada lagi suara dari bangku kami. Hanya suara bu Arum yang sedang menjelaskan di depan kelas.

"Nah, anak-anak, jadi sekarang ibu mau kalian membuat cerita pendek bertemakan pahlawan dalam hidup kalian sesuai struktur yang sudah ibu jelaskan."

Pahlawan dalam hidup?

Wajah kakak tiba-tiba saja terlintas di pikiranku. Sepertinya aku akan membuat cerita pendek tentang kakak saja. Satu-satunya alasanku rajin belajar dan mendapat beasiswa di perguruan tinggi adalah kakak. Aku tidak ingin mengcewakannya setelah semua yang sudah kakak berikan dan perjuangkan untuk memenuhi kehidupan kami. Aku akan membuat cerita awal ketika aku dan kakak harus menghadapi kenyataan kalau mama dan papa sudah tidak ada. Lalu ketika kakak memiliki ide menggunakan uang tabungan dan warisan untuk membangun bisnis kecil-kecilan. Masih jelas di ingatanku, tante yang awalnya menolak mentah-mentah, akhirnya menyetujui ide kakak. Tidak mudah bagi kakak yang pada saat itu berusia 17 tahun membuka bisnis sendiri. Kakak mulai belajar mengenai perbisnisan.

Kakak juga sempat mengalami stress dan putus asa  ketika tak bisa mengimbangi sekolah dan bisnisnya. Namun kini, kakak kuliah di UNAIR jurusan manajemen bisnis dengan beasiswa. Aku bangga dengan kakak. Tanpa kakak entah aku akan menjadi apa.

Satu-persatu kata mulai kurangkai menjadi sebuah kalimat. Dan kumpulan kalimat menjadi sebuah paragraf. Tinggal sedikit lagi cerpen yang kubuat akan selesai. Tinggal sedikit lagi...

Dan akhirnya selesai.

15 menit berlalu, saatnya para siswa maju ke depan untuk membacakan cerpennya secara acak berdasarkan spin. Kini giliranku. Aku maju ke depan membawa buku ku.

"Selamat pagi semuanya. Disini saya akan membacakan cerpen saya yang bertemakan pahlawan dalam hidup saya, yaitu kakakku."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun