Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Apapun Alasan dan Motifnya, Korban Perang Selalu Warga Sipil

1 Maret 2022   21:40 Diperbarui: 1 Maret 2022   21:43 958 7

Terasa ngeri dan prihatin mendengar kata 'perang' apalagi melihat gambar-gambar kerusakkan akibat perang dan korban yang berdarah-darah, luka, bahkan meninggal. Saya memilih untuk segera mematikan televisi, bila ada berita yang mengerikan seperti lakalantas, pembunuhan, dan peperangan. 

Bahkan, berita kelangkaan minyak goreng, tempe-tahu, sekarang gas elpiji, saya mengetahuinya, ya dari Kompasiana saja. Bukan dari media elektronik, karena semenjak pandemi, saya berhenti menonton dan membaca berita. Baik di televisi, maupun dalam berita online. Rasanya tidak sehat bagi mental, jiwa, dan raga. Menyaksikan berita yang berisi konflik dan masalah, membuat saya menjadi 'kepikiran', pusing, kepala berdenyut, mual, dan badan panas dingin. Padahal, saat ini kesehatan adalah harta yang paling berharga. Oleh karena itu, saya matikan televisi. Dengan begitu, saya merasa lebih sehat dengan tidak mengetahui kabar apa pun, apalagi tentang konflik, hingga peperangan.

Alasan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina

Namun, dalam artikel ini saya ingin menuliskan tentang perasaan dan opini saya tentang perang antara Russia dan Ukraina. Menurut beberapa sumber yang akhirnya -dengan terpaksa, saya baca. Dilansir dari liputan6.com, bahwa perang antara Russia dan Ukraina disebabkan oleh tiga hal yaitu, 

pertama, adanya dukungan dari Russia pada gerakan separatisme -gerakan memisahkan diri (mendirikan negara sendiri), pada negara-negara bekas Soviet. Russia mendukung para separatis di Semenanjung Krimea yang menjadi milik Ukraina. Lalu, akhir-akhir ini Putin sebagai presiden Rusia juga telah mengakui kedaulatan Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri menjadi negara merdeka dari Ukraina. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun