Kulangkahkan kakiku dengan perlahan menuju warung Bi Edoh,sambil sesekali melompat kecil menghindari tanah becek yang diakibatkan curah hujan yang tinggi di Sukabumi pada bulan mei.
Beberapa langkah terakhir untuk sampai ke warung Bi Edoh,sendal jepit yang kupakai terlepas dari telapak kaki,karena kuatnya cengkeraman tanah yang sangat lekat pada sendal yang sudah beberapa bulan ini kupakai
"Hmmp " geramku pada keadaan
"Kang Basri,eta sendal tos alimeun di pake ku akang deui mereun"(barangkali sendal itu sudah ngga mau lagi dipergunakan oleh Kang Basri)kata Bi oneng sambil tertawa
Kulihat giginya yang sedikit agak tonggos makin tonggos dan kuning saja diterpa lampu warung
"Ya gimana lagi atuh Bi,sendalku cuman tinggal ini saja,mau ga mau ya dia harus mau menemaniku,dari pada nanti aku bikin jadi roda mobil-mobilan"ucapku setengah kesal
Kuhenyakkan pantatku pada bangku panjang dari kayu,yang pakunya udah bertonjolan keluar,bila diduduki agak bergoyang seperti mau patah
"Arek ngopi moal ?" (mau ngopi ngga?)tanya Bi Edoh dengan gerakan akan menggunting kopi sachet di atas kepalanya
"Moal Bi,menta cai haneut we,jang minum ubar,(ngga Bi minta air hangat saja untuk minum obat)jawabku sambil mengernyitkan mata dan kening  sedang menahan sakit