Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Saya Akan Selalu Mencintaimu

1 Februari 2023   08:00 Diperbarui: 1 Februari 2023   08:18 144 0
Saya akan menulis tentang apa saja yang telah saya jalani bersamanya dan apa yang saya rasakan saat ini. Barangkali dalam tulisan ini nanti akan mengundang amarah bagi para pembaca, saya mohon maafkanlah. Karena saya adalah perempuan biasa yang menjalani kisah ini hanya dengan senantiasa berpasrah pada Tuhan.

Saya menjalin hubungan dengan laki-laki yang telah memiliki pasangan sudah sejak satu setengah tahun yang lalu. Perkenalan kami setengah tahun mundur lagi. Dan setelah mendapatkan nomor pribadi masing-masing, kami saling dekat dan semakin dekat.

Dulu saat dia berusaha mendekati saya, saya selalu merasa takut. Ada bayangan bagaimana jika pasanganya tahu, lalu bagaimana jika orang lain mengetahuinya, dan sebagainya. Ketakutan-ketakutan itu selalu menghantui saya. Dan tak pernah sedikitpun terlintas akan menjalin hubungan asmara dengannya.

Namun ketakutan saya tersebut perlahan mengendur karena sikap dan perhatian yang dia berikan. Saya terbuai dengan kata-katanya. Batin saya, pandai sekali dia merayu perempuan. Hingga pada akhirnya entah bagaimana awalnya dan kapan tepatnya, kami saling jatuh cinta.

Kami saling merenda bahagia. Sejenak kami melupakan status dan kondisi yang telah berbeda. Kami hanya tahu, bahwa kami bahagia menjalani cinta yang semacam ini. Pasti anda dan kebanyakan orang lainnya, akan menyalahkan saya. Dasar perempuan tak tahu malu. Dan segala judge negatif lainnya. Saya bisa memahami itu.

Jika ditanya apa yang sedang saya cari, saya tak tahu. Saya bahagia bersamanya meski disisi lain saya juga sakit. Jika saya tak salah, hingga detik ini sudah keempat kalinya saya meminta padanya untuk mengakhiri jalinan asmara ini. Namun tak pernah berhasil. Ia selalu meminta saya untuk tak meninggalkannya terlebih dahulu. Begitu pula dengan permintaan saya.

Saya tahu, kebahagiaan kami saat ini hanyalah sementara. Saya menyadari bukan saya perempuan yang telah dia pilih untuk melengkapi kisah perjalanan hidupnya. Dan  bersama perempuan itu, dia telah membangun dongeng yang begitu indah untuk dia ceritakan pada anak dan cucunya kelak. Tapi dengan kehadiran saya dalam hidupnya, maka hanya akan menjadi pengacau cerita indah tersebut. Maafkan saya sayang.

Saya selalu bertanya-tanya pada diri saya sendiri. Untuk apa saat ini kau malah memilih saya untuk membersamai perjalananmu disaat sudah ada ibu ratu yang siap dan setia menemani, seperti yang pernah kau sampaikan? Apa kau tak menemukan bahagia yang kau impikan bersamanya? Atau karena alasan apa? Tolong beri tahu saya jawabannya.

Saya masih ingat akan bagaimana perkataannya waktu itu. Dia bercerita saat kami pulang dari tempat istimewa setelah selesai mengukir cinta, dia pun menawari hal yang sama kepada perempuannya seperti yang ia berikan kepada saya. Selain itu dia pun bercerita pasal kerjasama bahagia, dia juga melakukan bersamanya.

Kau mau tahu apa yang saat itu saya rasakan? Perih. Sakit namun tak berdarah. Bagi saya cerita itu untuk menunjukkan betapa kau sangat mencintai perempuanmu. Tak boleh ada yang menggeser posisinya dihatimu. Lalu mengapa kau masih mempertahankan hubungan ini sayang? Apa yang kau inginkan dari saya? Bagaimana kau menjelaskan ini semua pada saya?

Kau selalu berkata bahwa kau sangat bahagia ketika bersama saya. Namun, saat saya menginginkan pelegalan atas cinta ini, kau langsung meminta maaf. Apakah saya salah jika atas dasar cinta ini saya menginginkan lebih? Jika kau tak bisa mengabulkan, mengapa kau meminta saya untuk bertahan? Bukankah cepat atau lambat kau pasti akan melepas saya?

Sayang, saya hanya ingin kau bahagia. Bahagia dengan cintamu yang sesungguhnya dan sebenarnya. Kau tak perlu memikirkan kebahagiaan saya. Karena kebahagiaan saya adalah ketika bisa melihatmu kembali dan berbahagia bersama perempuan yang kau sebut sebagai ibu ratu.

Jika kau berfikir saya akan sakit jika kau memilih kembali, kau salah. Justru saya akan merasa sakit jika semakin kesini kita semakin dekat. Saya tak mau kebahagiaan saya justru mendatangkan kesedihan pada orang lain. Ingatlah kembali saat kau memintanya untuk melengkapi kisah perjalananmu. Ingatlah kembali saat janji-janji yang kau ucapkan padanya pada saat itu. Ingatlah kembali kebahagiaan yang terukir diantara kalian sayang.

Saya perempuan. Pasanganmu juga perempuan. Ada perasaan tak karuan saat saya kembali sadar, bahwa kau telah mempunyai rumah tempat untuk kembali. Maka saya akan meminta pada Tuhan, agar dirimu lekas menyadari dan tak singgah kemana-mana lagi.

Kita menyadari beberapa hari terakhir ini semakin banyak orang yang mengusik hubungan kita. Mengusik kebahagiaan yang kita bangun bersama. Namun saya selalu berfikir bahwa mereka tak mengusik, hanya saja begitu peduli dengan kita terutama kepadamu. Mereka pasti ingin melihatmu bahagia dijalur yang benar sayang.

Namun jika pada kenyataannya Tuhan memang menginginkan kita menjalani kisah seperti ini, saya bisa apa. Saya pasrahkan saja semuanya. Toh Tuhan Maha Mengetahui dan pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hambanya. Tak terkecuali untuk kita. Kita tak pernah tahu yang sebenarnya benar itu seperti apa kan? Apakah yang menurut pandangan dari banyak orang, atau yang seperti apa?

Sayang, terimakasih untuk segalanya. Terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, dan semuanya yang telah kau berikan pada saya. Saya tak bisa membalasnya, kecuali hanya dengan tetap senantiasa mendoakan. Berdoa untuk kebahagiaanmu, dan berdoa semoga diberikan yang terbaik untuk cinta ini.

Sayang, saya mencintaimu. Dan saya sangat bahagia bersamamu. Namun lagi-lagi kita tak boleh egois kan. Kau telah memiliki kisah bersama ibu ratu. Dan kisah bersama saya ini biarkanlah hanya sampai pada hati kita masing-masing. Saya akan tetap mencintaimu walau hanya dalam diam. Dan izinkan saya bahagia dengan melihatmu berbahagia bersama ibu ratu, untuk sekarang, besok dan selamanya.

Kau tak perlu menangis dengan yang sudah terjadi ini. Kisah kita tentu tak lepas dari campur tangan dan takdir Tuhan. Kita tak perlu cemas dan khawatir. Jalani dan sadari saja. Semesta punya cara tersendiri untuk kebahagiaan kita sayang. Satu kalimat yang saat ini ingin saya sampaikan kepadamu. Saya mencintaimu tanpa sebuah alasan. Sama seperti cinta Rumi pada Tuhan. Saya dan Rumi hanya berbeda objek yang dicintai. Pun level cinta Rumi sudah sangat tinggi, sedangkan saya masih di level terendah bahkan paling rendah, karena mencintai sesama makhluknya. Namun cinta tetaplah cinta. Sampai kapanpun ia akan abadi. Saya masih mencintaimu dan akan terus mencintaimu. I love you sayang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun