Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma

Diary Ramadan | Day 28

21 Mei 2020   23:34 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:36 270 1
Diary #Day28

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah; 'Wahai Tuhanku, kasihilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka berdua telah mendidik hamba sewaktu kecil." (Al-Israa; 24)

Yana terus dibuat tersenyum lebar saat hari ini dia ditemani papa nya untuk berangkat ke kampus. Entah kenapa Yana sangat gembira dan ingin diantarkan papa nya. Padahal angkot selalu menjadi primadona dalam hidupnya. Diakui Yana bahwa papa nya adalah seorang pegombal dan perayu yang andal. Bagaimana tidak? Yana berhasil takluk saat papa nya menawarkan diri untuk ingin mengantarkan anak gadis semata wayangnya ini.

"Papa seneng deh, usaha papa gak sia-sia anterin kamu ke kampus hari ini Yan." ucap papa di kursi kemudi dan Yana duduk di sebelahnya.

"Pantesan seorang mamah bisa mau sama papa. Kayaknya dia takluk sama rayuan dan gombalan papa deh dulu."

"Itulah keahlian papa. Papa tau mendapatkan hati kedua wanita speasial di hidup papa itu sulit sekali. Makanya papa akan bertahan dan selalu berjuang untuk menjadi yang terbaik untuk kalian berdua."

"Tuh kan mulai lagi." ucap Yana sambil terus mengangkat dan menggoyangkan badannya seakan bergidik mendengarkan ucapan papa barusan.

"Kamu kayaknya sering digombalin cowok ya di kampus atau sekolah dulu." Tiba-tiba papa Yana membuka obrolan aneh.

"Gak ada cowok yang berani deketin Yana pa. Apalagi gombalin atau rayu Yana kayak papa barusan."

"Kalo pun ada cowok itu harus menghadap papa dulu Yan. Papa akan melindungi kamu dari cowok-cowok yang pandai menyakiti tanpa bertanggung jawab mengobati Yan."

"Yana beruntung deh punya papa. Yana gak butuh cinta atau rasa sayang dari cowok-cowok itu kalo cinta dan sayang papa yang diberikan untuk Yana seluas dunia ini pa."

"Tapi papa yakin kamu akan mendapatkan cinta dan sayang yang layak bahkan lebih dari apa yang papq berikan dari seorang cowok yang baik hatinya, bertanggung jawab dan tentunya menyayangi dan cinta padamu dengan tulus Yan."

"Gimana udah ada?" lanjut papa bertanya.

"Udah ada apanya?"

"Cowok yang kayak papa barusan bilang."

"Gak mungkin adalah pa, cowok yang bisa gantiin papa di hidup aku. Yana cuma butuh papa dan Yana cukup dicintai dan disayangi oleh satu pria hebat yaitu papa."

Papa tidak menimpali perkataan Yana barusan. Dan malah memandang Yana dengan tulus dan senyuman bahagianya. Yana pun demikian. Hingga mobil tiba di depan kampus Yana. Papa menberhentikan mobil tepat di depan gerbang. Mengikuti Yana turun dulu dari mobil dan Yana mencium tangan papanya.

"Hallo Yan." tiba-tiba suara cowok yang sungguh dikenal Yana datang. Iya itu suara cowok bernama Baim. Dan dia sekarang berdiri di depan Yana dan papanya.

"Hay." jawab Yana singkat. Dia merasa kagok karena ada papa di sampingnya.

"Temennya Yana?" tiba-tiba papa bertanya.

"Iya." ucap Baim sedikit bingung memandang ke arah Yana. Sepertinya dia belum tahu itu papa nya Yana.

"Ohya kenalin Im, ini papa aku. Pa ini Baim temen kampus ku." Yana menjelaskan secara singkat seakan mengerti situasi Baim yang bingung.

"Oh...hmm maaf om. Kenalin saya Baim." Baim salah tingkah mengenalkan dirinya lalu menyalami papa Yana.

Sedangkan papa Yana terus tersenyum ke arah Yana. Seakan bertanya apakah sekarang Yana sudah hampir menemukan tentang cowok yang diomongin oleh mereka saat di mobil tadi. Yana yang diberi senyuman oleh papa. Malah memberi pandangan tegas bahwa itu bukan seperti yang ada di pikiran papa nya. Kalo Baim sih tidak seperti sedang memikirkan apa-apa. Dia biasa saja. Bahkan tesenyum ke Yana dan papanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun