Diary #Day28
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah; 'Wahai Tuhanku, kasihilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka berdua telah mendidik hamba sewaktu kecil." (Al-Israa; 24)
Yana terus dibuat tersenyum lebar saat hari ini dia ditemani papa nya untuk berangkat ke kampus. Entah kenapa Yana sangat gembira dan ingin diantarkan papa nya. Padahal angkot selalu menjadi primadona dalam hidupnya. Diakui Yana bahwa papa nya adalah seorang pegombal dan perayu yang andal. Bagaimana tidak? Yana berhasil takluk saat papa nya menawarkan diri untuk ingin mengantarkan anak gadis semata wayangnya ini.
"Papa seneng deh, usaha papa gak sia-sia anterin kamu ke kampus hari ini Yan." ucap papa di kursi kemudi dan Yana duduk di sebelahnya.
"Pantesan seorang mamah bisa mau sama papa. Kayaknya dia takluk sama rayuan dan gombalan papa deh dulu."
"Itulah keahlian papa. Papa tau mendapatkan hati kedua wanita speasial di hidup papa itu sulit sekali. Makanya papa akan bertahan dan selalu berjuang untuk menjadi yang terbaik untuk kalian berdua."
"Tuh kan mulai lagi." ucap Yana sambil terus mengangkat dan menggoyangkan badannya seakan bergidik mendengarkan ucapan papa barusan.
"Kamu kayaknya sering digombalin cowok ya di kampus atau sekolah dulu." Tiba-tiba papa Yana membuka obrolan aneh.
"Gak ada cowok yang berani deketin Yana pa. Apalagi gombalin atau rayu Yana kayak papa barusan."
"Kalo pun ada cowok itu harus menghadap papa dulu Yan. Papa akan melindungi kamu dari cowok-cowok yang pandai menyakiti tanpa bertanggung jawab mengobati Yan."
"Yana beruntung deh punya papa. Yana gak butuh cinta atau rasa sayang dari cowok-cowok itu kalo cinta dan sayang papa yang diberikan untuk Yana seluas dunia ini pa."