Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Musnahlah Wahai Memori

15 Juli 2019   21:48 Diperbarui: 15 Juli 2019   21:49 39 1
Kadang merasa lucu. Aku itu siapa bagimu? Kenapa aku menganggapmu benar-benar peduli padaku? Padahal aku tidak ada artinya bagimu. Tak ada artinya sedikitpun.

Selama ini aku hanya terjebak di dalam harapanku sendiri. Seringkali aku berfikir "kenapa harus aku yang menderita sendirian?". Selalu dikhianati oleh harapan yang aku bangun sendiri.

Sudah teramat sering aku memberontak. Memohon kepada Tuhan agar mengakhiri segala nestapa yang setia hinggap di denyut nadiku. Tapi sia-sia. Tuhan begitu tuli sehingga tidak pernah mendengar rintihanku. Tuhan begitu buta sehingga tidak sedikit pun melirikku yang sedang menangis.

Di saat aku sendiri, berada di tengah keramaian, bahkan sebelum aku memejamkan mata, dia selalu hadir tanpa permisi. Dan betapa bodohnya aku yang selalu menyambut kedatangannya.

Aku sudah mencoba! Kan sudah aku katakan bahwa sudah seringkali aku mencoba untuk melupakan dan mengusirnya! Tapi dia tetap ada. Selalu ada walau tak akan pernah bisa aku raih.

Wajahnya yang manis, senyumnya yang lucu, dan matanya yang menawan. Aku tidak bisa memusnahkan semua itu dari ingatanku. Sedih memang, kenapa aku harus selalu begini, tanpa mampu untuk menolak.

Suatu saat aku ingin sekali menghilang, dan mengubur semua memori yang pernah tersimpan, dan pergi selamanya tanpa pernah kembali lagi.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun