Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Paradigma Integrasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

4 Desember 2020   20:26 Diperbarui: 4 Desember 2020   20:51 109 2
PARADIGMA INTEGRASI BIMBINGAN KONSELING
DI SEKOLAH DASAR
Esay ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling SD. Kelas 3 PGSD A3
 Dosen Pengampu Naili Rofiqoh, S.Psi., M.Si.  
Oleh: Hani Rahmah Dwi Saputri (191330000506)
PROGRAM STUDI PENDIDDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA' JEPARA
PARADIGMA INTEGRASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

1. PENDAHULUAN
Peserta didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses berkembang, berkembang ke arah kemandirian dan kematangan. Untuk mencapai hl tersebut, peserta didik membutuhkan bimbingan, karena msih kurang memiliki pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan kehidupannya.
Perkembangan peserta didik selalu terikat dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat inherent lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi di dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup ( life style ) masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi sulit diprediksi, atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan diskontiunitas perkembangan perilaku individu, seperti stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalahah pribadi atau penyimpangan perilaku.
Penampilan perilaku remaja seperti pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran, suka minum alkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kriminalitas. Perilaku tersebut tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yang berisi : (1) beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (6) memiliki rasa tanggungjawab kemsyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan memiliki fungsi pengembangan, untuk membantu individu mengembangkan diri sesuai dengan potensinya, peragaman, membantu individu untuk memilih arah perkembangan yang sesuia dengan potensi dan integrasi, membawa berbagai perkembangan ke arah tujuan yang sesuai dengan hakikat manusia untuk menjadi pribadi yang utuh (Sunaryo Kartadinata, 2011 : 57). Upaya bimbingan dan konseling dalam merealisasikan fungsi-fungsi pendidikan seperti yang disebutkan terarah kepada upaya membantu individu, untuk memperhalus, menginternalisasi sistem nilai ke dalam perilaku mandiri.

2. PEMBAHASAN
A. Paradigma Bimbingan Perkembangan
Menurut Bhaskar (1989) paradigma diartikan sebagai seperangkat asumsi yang dianggap benar apabila melakukan pengamatan agar bisa dipahami dan dipercaya serta asumsi tersebut dapat diterima. Dengan kata lain paradigma adalah sebuah bingkai hanya perlu diamati tanpa dibuktikan, karena masyarakat dan para pendukungnya telah percaya. Hanya tinggal kita saja yang perlu untuk mencermati dari berbagai macam paradigma yang ada.  

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun