Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Prioritas: Organisasi atau Kamu

24 April 2020   16:05 Diperbarui: 24 April 2020   16:57 99 1
Mentari mulai beranjak dari persembunyiannya, diiringi dengan hembusan angin pagi. Saat ini aku telah siap dengan seragam abu-abuku yang kupadukan dengan kerudung putih dan sebuah bros kecil yang kusematkan dikerudungku. Ku kenakan sepatu sekolahku lalu beranjak dari teras menuju ke sekolah yang cuma berjarak 800 meter dari rumahku. SELAMAT DATANG di SMA CINTA KASIH itulah tulisan yang menyambutku di depan pintu gerbang sekolahku ini.

"Aw, sakit" rintihku,  sambil memegangi  lututku
"Hei, kalo jalan liat-liat dong, jalan itu pake mata buka pake lutut kan" omelku ke siswa yang menabrak ku tadi

siswa itu lalu berjongkok dan kemudian tertawa "Hahaha....salah sendiri bengong disitu, halangin orang yang mau lewat aja si" setelah puas tertawa dia berdiri dan pergi meninggalkan aku. Setelah dia pergi, aku langsung bangun dan membersihkan rok panjangku yang kotor " etdah, dah nabrak orang bukannya minta maaf malah ninggalin gitu aja" gerutuku. Setelah rok ku lumayan bersih aku bergegas menuju koridor kelas 12 dimana  papan pengumuman itu berada  untuk melihat kelas mana yang akan aku tempati selama 2 tahun ini.

Sesampainya di koridor kelas 12, papan pengumuman dipenuhi oleh siswa dan siswi SMA Cinta Kasih. "ramai banget, gimana aku mau lihatnya. Kalo aku nerobos ke gerombolan anak itu, yang ada aku bakal tambah jadi lidi dong" gerutuku sambil meletakkan tangan di dagu.

"hei, jangan melamun terus nanti disambet setan loh" gurau Rere. Dia adalah sahabatku sejak kelas 10.
"siapa juga yang melamun, aku lagi mikirin gimana caranya aku nerobos gerombolan siswa yang ada di depan papan pengumuman, tau sendiri kan kalo misalnya aku  nerobos yang ada nanti aku gepeng dong". jawabku sambil melihat pemandangan di depan sana

"Yaelah, biasanya juga kamu suka nerobos antrian orang kalo dikantin. Cepet sanah liat! aku tadi udah liat" suruh si Rere
"Jahat, kamu liat papan pengumuman ngga nungguin aku. Emang kanu sekarang masuk kelas apa?" tanyaki ke Rere
"Makanya jadi anak jangan suka telat, jadinya aku tinggal kan. Heemm... aku masuk kelas 11 IPA 5. Semoga kita bisa sekelas lagi ya" Jawab Rere
" Ya udah aku lihat dulu, siapa tau kita sekelas lagi" jawabku sambil meninggalkan Rere di depan koridor kelas 12. Segera ku lihat papan pengumuman dan mencari namaku. 11 IPA 1 batinku. Aku berjalan ke arah Rere

"Aku masuk 11 IPA 1 Re, kita jadi ga sekelas lagi" gerutuku ke Rere
"Wah, selamat ya. Ku denger denger 11 IPA 1 itu isinya anak anak pinter loh. Masalah kita ga sekelas gapapa, kan kita masih bisa main bareng, kantin bareng, dan masih satu organisasi juga" Jawab Rere. "Ya udah yuk, masuk kelas udah bel juga" lanjutnya
"Yuh, oh ya re tadi pas aku berangkat sekolah di gerbang masuk aku ditabrak sama anak laki laki, keliatannya sih baru kelas 10. Terus yang bikin aku sebel bukannya minta maaf ke aku malah dia ketawain aku terus pergi gitu aja" curhatku ketika kita naik tangga menuju area kelas 11.

"Ya udah biarin aja, kejadiannya juga tadi kan. Ga usah dipikirin, kalo kamu mikirin terus bisa bisa kamu nanti jadi suka sama dia lohh" canda Rere
"Ihh, jangan sampe deh. Kelasku dah sampe nih, aku masuk dulu" kataku ketika sudah berhenti di depan pintu kelas.
"Oke, aku juga mau ke kelas. Nanti jangan lupa ke Ruang ROHIS ada kumpul buat bahas anggota baru" Rere mengingatkanku
"Siap bu bos" kataku sambil mengacungkan jempol ke arah Rere

Ketika Rere sudah menjauhi kelasku,. Aku segera masuk dan mencari tempat duduk. Aku bingung mau duduk dimana, sementara aku belum terlalu mengenal anak anak di kelas ini. Maklum, aku dari kelas 10 jarang keluar kelas, keluar cuma ke kamar mandi dan ketika akan sholat saja. Banyak temenku yang ku kenal cuma anak yang waktu kelas 10 sekelas, temen waktu smp, dan beberapa teman satu organisasi. Akhirnya, aku menjatuhkan pilihan untuk duduk di bangku deret no 2 dari depan,. Lalu, ku keluarkan novel yang baru  ku beli kemaren untuk menghilangkan rasa bosanku
"Assalamualaikum, Andien boleh aku duduk  disebelahmu" tanya seorang anak.
"Wa'alaikumsalam, oh kamu Met silahkan.Bentar ya aku geser tempat duduk dulu" kataku,lalu ku bergeser tempat duduk

Keheningan menyelimuti kita berdua, aku terlalu fokus dengan novel yang kubaca dan Meta terlalu sibuk dengan gadgetnya. Meta salah satu temanku di ROHIS, kita tidak terlalu dekat tapi sebenarnya Meta itu anak yang asik.
"Nanti kamu kumpul ROHIS ?" tanya Meta
"Insyaallah" jawabku

Tiba tiba wali kelasku datang, beliau memperkenalkan diri dan membagi struktur kelas dan jadwal piket. Setelah itu, beliau juga menginformasikan beberapa pengumuman penting. Setelah diberi pengarahan selama 1 jam, aku dan teman teman kelasku di perbolehkan pulang. Namun, aku dan Meta berjalan ke masjid untuk kumpul organisasi.
" Assalamualaikum, kamu sekretaris ROHIS yang baru kan? disuruh ke depan buat urusin pendaftaran anggota baru" suruh salah satu anak ROHIS kepadaku
"Walaikumsalam, iya makasih sudah diberitahu" jawabku."Met, aku ke depan dulu ya, kamu ke masjid sendiri gapapa kan?" tanyaku ke Meta
"Iya gapapa. Aku ke masjid dulu ya. Assalamualaikum" Meta langsung pergi meninggalkanku
"Waalaikumsalam"jawabku

Aku bergegas menuju ke depan untuk mengurus pendaftaran anggota baru.  Ketika aku sudah sampai di depan, aku langsung menuju stand ROHIS yang telah dipenuhi anak kelas 10 yang sangat antusias mendaftar organisasi itu.
"Assalamualaikum, ada yang bisa aku bantu?" tanyaku ke salah satu anak yang menjaga stand
"Waalaikumsalam, kamu jaga didepan ya, catat nama anak anak yang mau daftar sama kalo ada yang mau nanya nanya tentang ROHIS tolong kasih no WA kamu" penjelasan dari anak yang ku tanya tadi
"Baiklah"jawabku

Aku langsung mengambil alih, bangku yang kosong. Anak kelas 10 langsung berdesakan minta namanya buat ditulis terlebih dahulu. Tiba tiba ada suara yang mengejutkanku
"Hei ada kakak yang jatuh di depan tadi yaa" tanya salah satu anak
Aku cuma kaget, ketika melihat anak itu. Lalu, kubalas dengan senyuman
" Hei kaka namaku Leo Putra Pratama dari kelas 10 mipa 4, aku mau masuk ROHIS tapi aku belum terlalu paham apa itu ROHIS. Boleh minta WA nya kakak buat nanya nanya tentang ROHIS?" tanya Leo
"Iya boleh, 083123456789" jawabku
"Makasih kak Andien, aku balik ke kelas dulu ya kak" pamit anak itu

Setelah 2 jam lamanya aku menjaga stand ROHIS ini akhirnya, aku dan teman-temanku diperbolehkan pulang. Sesampainya dirumah aku langsung membersihkan diri dan tidur. Malam harinya, ketika aku sedang belajar handphone ku berbunyi
'siapa ini?' batinku
Ternyata yang menelfonku adalah si Leo, dia menanyakan tentang ROHIS, aku menanggapinya dengan baik. Tidak hanya tentang ROHIS saja yang kita bahas, tapi juga berbagai hal lainnya. Sampai aku tidak sadar aku melupakan kegiatan belajarku. Kami telfonan hingga malam larut
'Ternyata Leo anaknya asik juga' batinku. Kulirik jam di nakas sudah menujukkan pukul 23.30, akhirnya ku bergegas tidur.

Kini sudah 3 bulan kedekatanku dengan Leo. Kita bahkan sering pulang bareng, jalan bareng bahkan saling menyemangati satu sama lain. Semua kita lakukan secara sembunyi sembunyi. Bahkan aku sampai lupa kalo aku adalah anak ROHIS yang seharusnya menjadi panutan. Hingga pada suatu hari semuanya terbongkar. Aku dan Leo menjadi gosip anak satu sekolahan.
'Rohis kok pacaran sih'
'Percuma dia nyampein materi pacaran pas kajian kemaren'
'Mungkin dia ikut Rohis cuma buat pencitraan'
'Dasar munafik'

Berbagai gosip ku dengar saat aku berjalan menuju ke kelas. Sungguh hatiku sangat sakit. Apalagi sehari ini aku tidak melihat Leo. Apakah dia tau tentang gosip itu batinku. Setelah sampai di kelas. Anak kelasku juga banyak yang menggosipkan tentang hal itu. Rasanya aku ingin menangis tapi aku tak sanggup.
'An, aku sudah mendengar gosip itu. Apa yang aku takutkan selama ini terjadi kan? sudah berulang kali aku bilang jauhin Leo an, tapi kenapa kamu ga mau mendengarkannya. Sekarang, kalo sudah begini gimana?" tanya Meta setelah duduk disampingku
"Entah lah Met, aku bingung. Mungkin aku bakal pindah sekolah saja" jawabku dengan kepala masih menunduk
"Pindah sekolah? kamu mau menghindar dari masalah. Masalah itu harus dihadapi. Dengan kamu pindah sekolah, anak anak pada mengira kalo gosip itu beneran. Masalah ini Leo dan kamu harus hadapi bersama. Dan siap siap saja kamu bakal dipanggil sama pembina ROHIS dalam waktu dekat ini" nasihat Meta padaku.

Omongan Meta harus berhenti, karena guru telah masuk ke kelasku. Tak selang berapa lama, tiba tiba ada salah satu anak ROHIS yang masuk ke kelasku. Keringet dingin langsung keluar dari tubuhku.
"Assalamualaikum"salam anak itu sambil masuk ke dalam kelas
"Wa'alaikumsalam, ada apa" jawab guruku
"Maaf bu, saya mau manggil Kak Andien sudah ditunggu di ruang ROHIS oleh pembina"
"Ya kamu langsung temui anaknya saja" suruh guruku
"Ayuh kak" ajak anak itu

Aku berdiri dari bangku ku. Aku menatap Meta, dari tatap Meta aku paham dia sedang menyemangatiku. Ketika, aku melewati teman temanku. Mereka mulai bergosip lagi bahkan dengan suara yang sangat jelas
'Paling mau dikeluarkan itu'
'Mending dikeluarkan saja tuh anak, merusak citra ROHIS saja'
'Keliatannya aja kalem, eh ternyata dalemnya busuk'

Gosip yang membuat telinga ku panas. Padahal aku sama Leo kan cuma dekat biasa tapi kenapa orang pada ngira kami pacaran batinku. Sesampainya di ruang ROHIS tanganku mulai gemetaran untuk membuka pintu Ini.
"Assalamualaikum" ucapku sambil membuka pintu pintu
"Waalaikumsalam, duduk an" jawab pembina organisasi ku ini

Perasaanku kali ini sangat tidak karuan, antara gugup dan takut. Apalagi aku tidak melihat Leo bukankah seharusnya dia dipanggil juga. Disini kan yang salah bukan aku saja.
"Tunggu Leo sebentar" sambung pembina
"Baik bu"jawabku dengan gugup
Tiba tiba anak yang tadi memanggilku, masuk dan memberitahu jika Leo tidak ada dikelasnya, dari bel pertama tapi tasnya dia ada di kelas. Setelah memberitahu anak tersebut langsung keluar ruangan.
 
"Karena Leo tidak ada jadi langsung to the point. Ibu sangat kecewa denganmu. Kamu itu anak ROHIS apalagi kamu ini pengurusnya seharusnya kamu menjadi contoh yang baik untuk anggotamu. Apalagi dengan gosip yang beredar sekarang, guru guru juga banyak yang tidak menyangka. Kamu yang terkenal dengan anak yang alim,kalem,dan pendiem. Ternyata kamu pacaran dengan Leo yang notabennya adik kelasmu. Emang tidak salah dengan pacaran, ibu tau kalo banyak anak anak disekolah ini yang pacaran. Tapi yang ibu permasalahkan adalah kamu itu anak rohis. Kalo pacaran kalian untuk saling memotivasi tidak masalah, tapi ibu dapet laporan dari guru guru kalo nilai mu menurun selama 3 bulan ini. Bahkan kamu mulai jarang mengajarkan tugas" nasihat pembina ku

Aku menjawab sambil menundukkan kepala "Maaf bu, tapi saya dengan Leo tidak hubungan apa apa, Gosip yang beredar tidaklah benar"
Sambil jalan kesampingku "Ibu tau, tapi foto yang beredar di sosial media itu kalian kan? Emang tidak salah saling mencintai. Ibu juga pernah seusia kamu, ibu juga pernah merasakan jatuh cinta. Tapi alangkah baik dan indahnya jika kita cukup mencintai dalam diam, contohlah Fatimah dan Ali mereka saling menyukai tapi mereka mencintai dalam doa. Dan saling mendoakan dalam setiap sholat mereka. Bukan harus dengan jalan berdua ke pusat kota, makan berdua di restoran mewah. Dan ibu juga pernah membaca jadilah kaka kelas yang elegan tanpa mencintai adek kelasnya"
"Iya bu"jawabku

"Kamu tau kan kamu sudah melanggar aturan?Maka sebagai konsekuensi kamu bakal diturunkann dari jabatanmu sebagai seretaris ROHIS begitu pula dengan Leo dia akan dikeluarkan dari ROHIS. Namun, ibu tidak bisa mengambil keputusan itu, karena itu harus dibicarakan ketika rapat nanti" kata pembinaku
"Iya bu" jawabku
"Ya sudah kamu boleh kembali ke kelas" suruh pembina
"permisi bu, Assalamualaikum" pamitku dan langsung keluar dari ruangan itu

Sebelum aku kembali ke kelas aku menuju toilet perempuan, aku sudah tidak kuat untuk menahan air mataku lagi. Aku tau kesalahanku. Ingin rasanya aku memutar waktu dan aku minta untuk tidak mengenal Leo. Setelah setengah jam aku menangis di dalam bilik toilet, aku kembali ke kelas. Sepanjang koridor aku lagi lagi mendengar gosip itu, mereka menggosipkan itu seakan akan aku tidak ada disitu. Ketika aku sudah melewati mereka yang menggosipkan tentang diriku aku bertemu dengan Meta di koridor
"Gimana?" tanyanya
"Gapapa, aku tidak dikeluarkan. Paling cuma turun jabatan saja jadi anggota" jawabku sambil tersenyum
"Syukurlah, oh ya sekarang kan kelas kosong bu siti tidak masuk, lah aku niatnya mau ke taman belakang sekolah. Tapi, pas aku sampai disana aku liat Leo sama Rere lagi berdua. Dan mesra banget lagi" cerita Meta padaku

"Ya sudah biarkan saja, aku sekarang ga mau berurusan sama Leo lagi" ucapku
Meta merangkulku "Baguslah, senang aku mendengarnya. Ga usah mikirin si aligator itu lagi"
"Hah, aligator?" tanyaku bingung
"Iya, dia kan suka banget tebar pesona gitu. Sebenarnya aku juga sudah berulang kali mergokin dia sama cewe lain" ceritanya
"oh" jawabku sambil mengkerucutkan bibir "Yaudah, oh ya mau balik ke kelas apa ke perpustakaan aja nih? lanjutku
"Perpustakaan aja yuh"Ajak Meta sambil merangkulku dan membawa aku ke perpustakaan.

Sore harinya, ketika aku sedang menonton televisi handphone ku berbunyi. Ternyata ada pesan dari Leo, dia mengajak aku bertemu di taman dekat rumahku. Aku langsung mengiyakan karena aku juga ada yang ingin dibicarakan dengan dia. Aku langsung memakai jilbab instanku dan langsung bergegas menuju taman. Sesampainya di taman aku melihat Leo sedang duduk di salah satu bangku taman.

"Assalamualaikum" salamku
"Wa'alaikumsalam, silahkan duduk kak" dia langsung bergeser
"Makasih, ada yang ingin aku bicarakan denganmu Leo" aku mulai membuka topik pembicaraan
"Aku juga kak, silahkan kaka dulu" katanya

"Makasih, sudah mengisi hari hariku selama 3 bulan ini. Makasih juga sudah menjadi temen baikku. Dan maaf buat permintaanmu 2 minggu yang lalu aku tidak bisa menjadi pacarmu, kamu sudah mendengar gosip di sekolah kan? aku lebih memilih organisasiku. Aku juga tidak ingin merusak persahabatanku dengan Rere, bukannya kalian sekarang juga lagi dekat kan? Tolong jauhi aku mulai sekarang"ucapku

"Maaf kak, atas semua gosip yang beredar disekolah Aku juga minta maaf itu semua salahku yang sudah senbarangan bikin snapgram foto kaka pas kita lagi jalan berdua, aku ga tau kalo ujungnya bakal kayak gini. Terus yang masalah aku dekat sama Kak Rere ga benar kak, aku hanya menganggap Kak Rere sebagai kakak kelas yang harus ku hormati. Terus yang masalah pertanyaanku 2 minggu lalu, aku sudah mengira kalo aku bakal menerima penolakan dari kaka. Tapi kalo untuk menjauh dari kakak, aku belum bisa kak. Apa kalo aku jadi teman kakak juga tidak boleh? bukannya dalam Islam kita diajarkan untuk tidak memutuskan tali silaturahmi?" ucapnya

"Baiklah, kita hanya sebatas teman tidak lebih. Dan tolong jangan hubungin aku kalo tidak ada urusan yang mendesak. Hari sudah mau mulai malam, aku harus segera pulang" kataku beranjak dari tempat berdiri
"Aku antar ya kak, ga baik anak perempuan jalan sendirian" ucapnya dengan memegang tanganku
Aku melepaskan tangannya dari tanganku "Tidak usah, aku bisa pulang sendiri. Dan tolong, jangan asal sentuh sembarangan kita bukan muhrim"
"Maaf kak"ucapnya dengan kata lirih "hati hati dijalan kak"lanjutnya

Aku pergi meninggalkan taman dengan perasaan yang kacau balau. Air mata mulai membasahi pipiku. Matahari mulai masuk kembali ke persembunyiannya, adzan maghrib pun mulai terdengar. Aku bergegas kembali ke rumah dengan air mata yang mengalir dengan deras. Seketika alam pun berpihak padaku dia mulai menurunkan hujan seakan untuk menutupi tangisanku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun