Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Dua Orang Penyembah Api

28 Juni 2022   14:35 Diperbarui: 28 Juni 2022   14:39 78 2
Pada masa Malik bin Dinar, hiduplah dua orang majusi penyembah api. Yang satu berusia 73 tahun, yang satunya 35 tahun.

"Kemari !" panggil yang muda kepada yang tua. "Apa kah api ini akan menolong kita ataukah membakar kita sebagai mana ia membakar orang-orang yang tidak menyembahnya. Jika tidak membakar kita, ayo kita terus menyembahnya. Tetapi jika membakar kita, maka buat apa kita memujanya ?"

"Ya," jawab yang lebih tua. Mereka lalu menyalakan api.

"Aku apa kamu yang menaruh tangan?" tanya yang muda. "Kamu saja," jawab yang tua.

Ia lalu menaruh tangannya di atas api. Jari jemarinya terbakar.

"Au, jeritnya. Cepat-cepat ia menarik tangannya. "Tigapuluh lima tahun kau kusembah, masih juga kau menyakitiku," gerutunya. "Ayo kita cari saja Tuhan Yang Maha Esa, yang apabila kita berdosa dan meninggalkan perintahnya selama 500 tahun, misalnya, la mau mengampuni dan memaaf kan hanya dengan taat satu jam dan hanya dengan satu kali minta maaf," ajak yang muda.

Yang tua menurut saja. Katanya, "Baiklah. Kita cari orang yang bisa membimbing kita ke jalan yang lurus, yang me ngajarkan kita kepada agama Islam yang menyelamatkan."

Mereka sepakat menemui Malik bin Dinar di Basrah. Mereka segera berangkat ke Basrah. Mereka menemukan Malik tengah berkumpul bersama masyarakat memberikan bim bingan untuk mereka.

Melihat hal itu, yang tua berkata, "Tak usahlah aku masuk Islam. Aku sudah kelewat tua. Umurku habis untuk menyembah api. Kalaupun aku masuk Islam, agama yang dibawa

oleh Muhammad itu, tentulah keluarga dan tetanggaku akan mencaciku. Neraka lebih kusuka daripada cacian mereka."

"Jangan lakukan itu." cegah yang muda. "Cacian bisa berhenti tetapi neraka itu abadi," nasehatnya.

Yang tua tetap menulikan pendengarannya. "Kamu ada lah kamu. Celakalah engkau dan anak celaka hai gelandangan dunia dan akhirat," makinya. Ia lalu pulang dan tidak jadi

masuk Islam..

Sedang yang muda malah mengajak anak-anaknya yang kecil dan istrinya mengikuti majlis itu hingga Malik selesai menga jar, kemudian ia berdiri, mengisahkan sebab dan niatnya masuk Islam, juga kerabatnya. Mereka lalu masuk Islam.

Orang-orang yang mendengarkan menangis gembira. Ketika ia bermaksud pulang, Malik menahannya. "Nanti lah, duduk dulu hingga kawan-kawanku mengumpulkan sedikit hartanya."

"Tidak. Aku tak ingin menjual agamaku dengan dunia,"

tolaknya.

Ia lalu pergi dan memasuki sebuah puing-puing yang di dalamnya terdapat rumah tua. Disanalah mereka tinggal.

Keesokan harinya istrinya berkata, "Pergilah ke pasar carilah pekerjaan. kan." Belilah makanan secukupnya untuk kita ma

Sesampai dipasar tak seorangpun mau memberinya pe kerjaan yang menghasilkan.

"Lebih baik aku bekerja untuk Allah saja," katanya

kepada diri sendiri.

la memasuki masjid yang sepi dari manusir. Ia shalat hingga malam tiba. Lalu pulang dengan tangan hampa. "Kamu tak mendapatkan sesuatu," tanya istrinya.

"Hari ini aku bekerja untuk Raja. Hari ini Dia belum memberinya. Semoga saja besok diberi.""

Mereka

"Aku masih bekerja untuk Raja yang kemarin. Besok

hari Jum'at. Aku berharap Dia akan memberiku."

melewatkan malam dengan Keesokan harinya ia kembali ke pasar. Masih juga tak dapat pekerjaan la pergi ke masjid lagi. Shalat sampai malam. Lalu pulang dengan tangan hampa. "Masih juga kau tidak dapat sesuatu ?" tanya istrinya, lapar

Mereka lalu melewatkan malam dengan menahan lapar Esoknya, yaitu pada hari Jum'at, kembali ia pergi ke pasar. Tapi tak juga dapat pekerjaan. Ia pergi ke masjid. Shalat dua rakaat. Dengan mengangkat tangan ia mengadu. "Tuhanku! Pemukaku Junjunganku! Telah Kau muliakan diriku dengan Islam. Telah Kau berikan kepadaku keagungan Islam. Telah berikan aku petunjuk dengan petunjuk terbaik. Atas nama kemu liaan agama yang telah Kau berikan kepadaku dan dengan ke muliaan hari Jum'at yang penuh berkah. Hari yang telah Kau tetapkan sebagai hari agung, aku mohon tenangkanlah hatiku karena sulitnya mencari nafkah untuk keluargaku. Berikanlah aku rizki yang tak terhingga. Demi Allah! Aku malu kepada keluargaku. Aku takut berubah pikiran mereka tentang Islam."

Kemudian ia berdiri dan menyibukkan diri dengan shalat. Ketika tengah hari, saat lelaki itu shalat Jum'at. Saat anak istrinya kelaparan, seseorang mengetuk pintu rumah. Pintu dibuka oleh istrinya. Sedang lelaki yang mengetuk pintu itu mem bawa nampan emas yang ditutup dengan sapu tangan bersulam. emas.

"Ambil nampan ini. Katakan kepada suamimu. Ini upah kerjanya selama dua hari. Akan kutambah bila ia rajin bekerja. Apalagi pada hari Jum'at seperti ini. Amal yang sedikit pada hari ini di sisi Raja Yang Maha Perkasa artinya besar sekali."

Nampan itu ia terima. Tidak disangka, ternyata isinya 1000 dinar. Ta pungut satu dinar untuk ditukarkan di tempat penukaran uang. Pemiliknya seorang Nasrani. Ia menimbang dinar tersebut. Ternyata beratnya dua kali lipat dari dinar biasa. Setelah diteliti ukirannya barulah tahu bahwa itu ukiran akhirat.

"Dari mana kaudapatkan ini ?" ia bertanya.

Wanita itupun bercerita. Pemilik tempat penukaran uang itu langsung masuk Islam begitu mendengar ceritanya. la memberi wanita itu 100 dirham. "Pakai saja. Kalau habis bilang saja padaku aku akan memberimu lagi."

Sang suami yang masih tetap di Masjid melakukan shalat lalu pulang dengan tangan hampa. Diam-diam ia buka sapu tangannya dan mengisinya dengan pasir. "Bila nanti ditanya istriku kujawab saja tepung," gumannya.

Ketika memasuki rumah, ia mencium bau makanan. In letakkan bungkusan pasirnya di samping pintu agar istrinya tidak tahu. Kemudian menanyakan apa yang terjadi di rumah nya.

Sang istri lalu menceritakan seluruhnya. Laki-laki itu langsung sujud syukur kepada Allah.

"Apa yang kau bawa ?" tanya istrinya. "Jangan tanyakan itu," elaknya.

Istrinya beranjak mengambil bungkusan suaminya dan membukanya. Atas izin Allah, pasir berubah jadi tepung. Untuk kedua kalinya laki-laki itu sujud syukur.

la selalu beribadat hingga akhir hayatnya.

Al Faqih berkomentar: Angkatlah tanganmu ke langit dan berdo'alah, "Dengan kemuliaan hari Jum'at, ampunilah dosa kami. Sirnakanlah nestapa kami." Laki-laki itu ketika berdoa dengan menyebut kemuliaan hari Jum'at in diberi syafaat. Allah memberinya rizki tanpa terhingga. Demikian juga jika kita berdoa pada hari Jumat.

Semoga Allah mengabulkan permintaan-permintaan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun