Mohon tunggu...
Fina Alfaeni
Fina Alfaeni Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembisnis Online

Teruslah belajar bekerja dan berkarya 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Orang Penyembah Api

28 Juni 2022   14:35 Diperbarui: 28 Juni 2022   14:39 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada masa Malik bin Dinar, hiduplah dua orang majusi penyembah api. Yang satu berusia 73 tahun, yang satunya 35 tahun.

"Kemari !" panggil yang muda kepada yang tua. "Apa kah api ini akan menolong kita ataukah membakar kita sebagai mana ia membakar orang-orang yang tidak menyembahnya. Jika tidak membakar kita, ayo kita terus menyembahnya. Tetapi jika membakar kita, maka buat apa kita memujanya ?"

"Ya," jawab yang lebih tua. Mereka lalu menyalakan api.

"Aku apa kamu yang menaruh tangan?" tanya yang muda. "Kamu saja," jawab yang tua.

Ia lalu menaruh tangannya di atas api. Jari jemarinya terbakar.

"Au, jeritnya. Cepat-cepat ia menarik tangannya. "Tigapuluh lima tahun kau kusembah, masih juga kau menyakitiku," gerutunya. "Ayo kita cari saja Tuhan Yang Maha Esa, yang apabila kita berdosa dan meninggalkan perintahnya selama 500 tahun, misalnya, la mau mengampuni dan memaaf kan hanya dengan taat satu jam dan hanya dengan satu kali minta maaf," ajak yang muda.

Yang tua menurut saja. Katanya, "Baiklah. Kita cari orang yang bisa membimbing kita ke jalan yang lurus, yang me ngajarkan kita kepada agama Islam yang menyelamatkan."

Mereka sepakat menemui Malik bin Dinar di Basrah. Mereka segera berangkat ke Basrah. Mereka menemukan Malik tengah berkumpul bersama masyarakat memberikan bim bingan untuk mereka.

Melihat hal itu, yang tua berkata, "Tak usahlah aku masuk Islam. Aku sudah kelewat tua. Umurku habis untuk menyembah api. Kalaupun aku masuk Islam, agama yang dibawa

oleh Muhammad itu, tentulah keluarga dan tetanggaku akan mencaciku. Neraka lebih kusuka daripada cacian mereka."

"Jangan lakukan itu." cegah yang muda. "Cacian bisa berhenti tetapi neraka itu abadi," nasehatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun