Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cerpen | Misteri Hidup

22 Februari 2020   05:56 Diperbarui: 22 Februari 2020   05:55 289 3
Dihari yang panas ini, aku mulai merajut lebih dalam lagi kegagalanku. Entah ini disebut apa, yang jelas semua ini semakin membuatku sakit layaknya tubuh yang diterjang oleh ribuan anak panah. Aku bukan seorang anak konglomerat ataupun pengusaha, tapi kuakui keluargaku memiliki cukup banyak harta untuk menjajaki kehidupan selanjutnya, namun semenjak ayahku meninggal, perekonomian keluargaku mulai mengkhawatirkan.  

Akupun sadar sebagai lelaki satu-satunya di keluarga karena ayahku telah meninggal beberapa tahun yang lalu, aku harus berjuang untuk menjadi  pemimpin dikeluarga. Aku tahu bahwa Ibuku yang adalah seorang janda sudah sangat lelah menjalani hidup ini, dan ia pun amat sangat mengharapkan kedatanganku sebagai pemenang.

Saat ini aku kuliah di salah satu perguruan tinggi, namun entah kenapa aku sangat membenci keadaanku yang sekarang. kuliahpun tak pernah kujalani, dan entah apa aktifitasku selama ini, seolah-olah hari-hariku terlewatkan begitu saja karena kurasa bukan ditempat ini aku harus berkelana untuk menggapai mimpiku.

Namun aku masih memiliki ketakutan untuk mengambil jalan lain karena mungkin jalan itu bersifat spekulasi sehingga aku takut gagal untuk merain semuanya, dan mengakibatkan kehancuran dalam kuliahku. Aku sadar atas kesalahanku, dan aku mengerti betapa kecewanya ibuku. tetapi ragaku seakan beku dan tak bisa berbuat apa-apa.

Hatiku sangat sakit menyadari semua ini, dan aku merasa semua orang semakin menjauh entah kemana. Aku seperti orang buta yang tak bisa menemukan rumahku sendiri, ya aku memang tak bisa menemukan kehidupanku sendiri. Gelisahku semakin tak menentu,  padahal aku tak menyentuh sedikitpun barang-barang haram itu.

Mungkin memang pilihanku sendiri untuk menghancurkan hidupku dan harapan ibuku yang sebenarnya sangat tak kuinginkan.

Aku seperti berada di dalam lubang sempit dan gelap yang diiringi dengan musik-musik bernada minor, hanya ada secerca cahaya  diatas sana, dan terlihat orang-orang berlalu begitu saja dengan senyum dan kebanggaan yang mereka bawa dari wajah mereka, sedangkan yang lainnya  ada beberapa yang tertawa terbahak-bahak melihat keadaanku, beberapa menggelengkan kepalanya melihat kebodohanku diiringi rasa prihatin yang dapat kulihat dari tatapan matanya, dan sedikit orang meneriakiku untuk bangkit dan menuju dunia terang.

Namun disaat itu, yang kubisa hanya mengamati mereka semua dan aku tidak bisa berfikir, seolah-seolah aku menolak setiap respon mereka.

Namun sebenarnya aku masih memiliki setitik harapan yang mulai pudar dalam diriku, entah harapan untuk apa dan tentang apa.

Aku masih memiliki keyakinan bahwa aku dapat memberi kebahagiaan pada ibuku, namun entah bagaimana caranya dan akupun masih bertanya-bertanya, itu sebuah keyakinan atau hanya harapan belaka. Hatiku terus menjerit, namun arah sangatlah rumit, untuk saat ini aku belum dapat menemukannya.

Disaat aku mulai bersemangat untuk hidup, lagi-lagi aku terjatuh di lubang menjijikan itu. Aku benci lubang itu!!!Namun untuk saat ini lubang itu masih terlalu besar untuk kutimbun ataupun kuhindari.

Aku percaya akan Tuhan, dan sering kali aku memohon pada-NYA. Dan tak perlu kujelaskan lagi bahwa Tuhan belum memberikan semuanya padaku.

Yang kupikirkan,  ini adalah sebuah ujian untukku atau hukuman atas kepasifanku?Mungkin ini yang disebut orang bahwa hidup sangatlah rumit, ya aku mengakuinya.

Aku terus berusaha untuk bertahan agar tidak kalah oleh kehidupan, namun nyatanya aku telah ditelan keadaan. Ini sebuah tantangan untukku, walaupun sekarang aku masih menganggap ini adalah sebuah takdir Tuhan untukku sehingga aku masih pasrah dan terlena oleh semuanya.

Semakin jauh aku terbawa angin kehidupan, ke tempat sunyi sepi tanpa suara sedikitpun, kecuali desak tangisku.  Tubuhku sangat lemah, jangankan untuk berlari, untuk menggerakkan jariku pun sangat sulit sehingga akhirnya kesunyian itu terpecah oleh jeritanku yang kulakukan berulang-ulang.

Aku ingin matahari terbit, dan kerumunan orang berlari ketempat ini lalu meneriakiku layak seorang raja. Yang paling kusesali kenapa aku harus mengecewakan diriku sendiri.

Ini sebuah tindak bunuh diri menurutku, setiap aku terdiam, bermimpi, bahkan tertidur, sadar atau tidak sadar aku telah mengecewakan diriku sendiri, aku muak dengan ini.

Seiring berjalannya waktu, hampir sama sekali tak ada yang berubah di hidupku. Hidup macam apa ini?Aku mulai merasa bahwa hidup ini tak adil walaupun sebenarnya aku mengetahui bahwa ini mutlak kesalahanku.

Mungkin bisa dibilang bahwa aku sedang menghibur diriku sendiri, dan untuk kesekian kalinya juga aku telah membohongi diriku. Terkadang harapan yang sudah lama terkubur dan hilang muncul kembali di hadapanku dan semakin mengacaukan pikiranku.

Akupun mulai tersenyum manja, dan sebenarnya sudah bisa kutebak bahwa akan berakhir sama seperti biasanya, namun aku tidak mau seutuhnya menyerahkan diriku pada ganasnya hidup.

Mulailah ku meniti sedikit demi sedikit jalan hidupku, dan hanya beberapa langkah saja, aku merasa lelah dan semakin dalam ku terperosok ke jurang hitam itu.  Aku memang sudah meyakini hal ini, dan seakan aku mulai terbiasa akan kekecewaan ini, namun tanpa kusadari luka yang belum sembuh ini semakin dalam menusuk ke jantungku yang berakibat terkadang air mataku menetes sia-sia karena sedikit alasan.

Setidaknya aku terus bertahan walau tak beranjak sedikitpun.  Saat langit mulai menguning, gejolak hatiku sungguh tak terkendali, aku ingin menangis, menjerit, dan berlari sejauh mungkin, namun saat gelap malam tiba, ketenangan mulai menyelimutiku.  

Mungkin saja ini karena kelabilanku, atau ironisnya karena kejiwaanku?Aku menolak pemikiran gila itu, kembali lagi aku terkungkung dalam masalah besar ini.

Aku merasa sangat malu jika aku terus mengeluh pada orang disekitarku, dan aku ingin kuat seperti mereka, namun tak bisa dipungkiri bahwa bagaimana pun juga  keadaan kita berbeda.

Mungkin kalian menganggap sama, namun yang harus kalian tahu bahwa setiap manusia memiliki rahasia dalam diri mereka, sedangkan rahasia yang kupegang erat adalah masalah terbesar yang membuatku sulit untuk bangkit.

Dan di sebuah hari yang cerah, entah mengapa jantungku berdegup dengan santai, seakan lelah untuk terus bekerja, aku mulai menikmati keadaan ini, dan aku berpikir mungkin inilah kisah hidupku yang akan kubawa pada saat aku membiru, dan mungkin sekarang lah waktunya. Tiba-tiba hatiku seakan memberontak atas perintah otakku, dan perasaan ini sangat sulit untuk diungkapkan.

Tiba-tiba saja terlintas sosok mereka yang telah menyelimuti hidupku selama ini oleh rasa aman dan nyaman. Jantungku yang tadinya terasa seperti akan berhenti berdetak tiba-tiba seakan marah dan berdegup kencang, akupun sedikit menahan sakit atas rasa ini.  Disaat itu pula aku sadar bahwa aku masih bisa merasakan sakit yang lain kecuali sakit hatiku.

Mataku terbelalak melihat apapun yang didepanku, seperti seorang prajurit yang akan bertarung di medan perang yang sedang mempertaruhkan harga dirinya. Akhirnya aku merasakan kembali perasaan yang telah lama tak kurasakan, aku merasa benar-benar sebagai lelaki yang sedang mempertaruhkan harga dirinya, disaat itu kupejamkan mataku dan kutangkupkan kedua tanganku diiringi doa-doaku pada yang maha kuasa.  

Sampai akhirnya aku seperti melihat beberapa sosok wajah yang mengulurkan tangannya padaku sambil tersenyum lebar, dan mereka berkata, "ayo teman, aku yakin kau tahu bahwa kau adalah laki-laki hebat!!" saat aku membuka mataku, aku mengulangi kata-kata itu, dan entah kenapa seperti ada cahaya baru dalam diriku.

Akupun berdiri tegap dengan gagahnya, dan kuyakinkan arah kakiku, apapun yang terjadi nanti, dan apapun yang ada di depanku, aku tidak akan merasa takut karena aku lelaki hebat dan aku memiliki orang-orang berharga yang menungguku didepan sana, serta aku memiliki Tuhan yang jauh lebih besar dan hebat dari apapun masalahku sebagai pelindungku, aku yakin itu! dan lagi-lagi ku meniti jalanku, namun yang berbeda, kujajaki setiap langkahku dengan penuh keyakinan dan keberanian.

Sampai saat inipun aku belum tahu apa yang akan terjadi dan yang ada didepan sana, yang aku tahu akan ada perubahan positif dalam hidupku, dan itu PASTI hukumnya. Akan ada berlian yang selama ini kau impikan dan sempat kau lupakan.

Apapun itu kita akan melihat bersama nanti pada waktunya tiba, dan mungkin juga aku akan menyatu dengan tanah sebelum sampai ketempat itu.

Namun ingatlah berlian yang akan kau dapat nanti. Kau akan tersenyum bahagia saat melakukannya, dan bayangkan apa yang akan kau lakukan saat kau mendapatkannya.

Siapapun kalian dan apapun kalian, jangan terlena oleh keadaan, tetapi peganglah kendali dari setiap keadaan maka kalian akan menjadi pemenang dalam setiap permainan hidup. buatlah hati dan pikiran kalian bekerjasama satu sama lain. Yakinkan hati dan tujuan langkah kaki kalian, lalu tantanglah semua yang ada didepan sana, taklukkan semua penghalang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun