Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sale, Emang Orang Itu Barang?

30 Oktober 2012   04:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:14 141 0
#ilustrasi. Sumber gambar

Sekalipun semua orang punya barang, tidak lantas bisa menggunkan kata “sale”, seperti iklan yang sedang heboh dari negeri Malaysia, “Indonesian Maids On Sale” untuk mengobral “orang”. Itu sama saja menyamakan orang dengan barang, orang Indonesia lagi. Sudah pasti akan memancing perhatian banyak orang Indonesia.

Sale dalam bahasa sehari-hari bisa diartikan cuci gudang, banting harga, diskon besar-besaran lazim digunakan untuk obral barang.

Selain digunakan untuk barang, memang kata “sale” tidak salah juga dipakai dalam industri jasa, seperti jasa penerbangan, jasa pelayaran dan pengurusan dokumen, jasa konstruksi misalnya perusahaan baru yang ingin menarik perhatian pelanggan. Tapi kalau digunakan untuk jasa Pembantu Rumah Tangga emang masalah buat loe? Mungkin si pembuat iklan beranggapan demikian. Yang di sale adalah jasanya. Bukan orangnya.

Masalahnya adalah penggunaan kata Indonesian yang berarti orang Indonesia  digunakan sebelum kata maids yang berarti: pembantu, pelayan, babu, warga negara Indonesia. Sangat kurang pantas didengar? Menurut saya sipembuat iklan itu sedang mempertontonkan ke tidak tahuannya.

Seperti misalnya kasus pulau di Indonesia di jual, indonesian pasti akan bereaksi, koq bisa sih, siapa yang menjual, siapa yang mempunyai otoritas menjual dan melarang dll.

Atau kebudayaan yang sudah jelas-jelas milik kita diaku-aku sama negara lain, pun kita marah, tapi setelah dikonfirmasi ke pihak terkait, masalahnya bisa diselesaikan.

Intinya setiap aset yang ada didalam negara Indonesia terusik, maka sudah pasti ada penolakan. Nah reaksi masyarakat itulah yang disampaikan oleh perwakilan Indonesia di Malaysia.

AntaraKL dalam beritanya tentang masalah TKI On Sale, melaporkan bahwa Dubes Herman sudah mengecek langsung ke lokasi yang ada didalam iklan, sudah juga menyambangi kantor kementerian luar negeri Malaysia untuk menyampaikan nota protes dan keberatan serta meminta pemerintah Malaysia mengusut tuntas kasus yang patut diduga penipuan ini [1].

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun