Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Husnul Khotimah

2 April 2012   09:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:08 406 5

Kematian sahabatku beberapa waktu yang lalu meninggalkan kisah pedih tapi membanggakan walaupun tetap memilukan.Bersama isteri tercinta aku mengunjungi rumah duka tersebut setelah berpuluh hari kepulangan almharhum,dikarenakan jarak dan waktulah yang membuat aku tak serta merta dapat melayat, karena kami tinggal di dua kota yang berbeda.Dengan memacu laju kenderaan secepat tapi setenang mungkin, akhirya kami sekeluarga sampai jua ke tempat tujuan. Waktu telah menunjukka pukul 20.00 WIB, artinya ada sekitar tujuh jam perjalananku hari ini. Rumah sang sahabat tampak lengang. Lampu teras hanya satu yang dinyalakan, halaman rumah yang luas dan bangunan yang megah nampak begitu tak berarti kini.Perlahan isteriku turun dari mobil dan membuka pintu pagar sang sahabat. Setelah aku memarkirkan mobil di pekarangan mulailah lampu halaman rumah tersebut menyala satu persatu, seorang wanita membuka pintu rumah dan tersenyum ke arah isteriku.Sangat ekspresif dia menyalami dan memeluk isteriku layaknya sahabat yang sudah lama tak bertemu. Tapi tak ada tangis yang pecah dalam pertemuan itu, semua tampak biasa saja. Kemudian aku dan anak-anakku menyalaminya satu persatu, demikian juga anak-anaknya yang berduyun-duyun menyambut kedatangan kami.Aku dan suami wanita itu telah bersahabat sejak Sekolah Dasar. Tapi komunikasi diantara kami tetap terjalin hingga maut memisahkan, untungnya silaturahmi sudah terbina dengan baik antara kami sekeluarga, sehingga isteri dan anak-anak kamipun sudah saling mengenal satu sama lain, bahkan tak ubahnya seperti keluarga sekandung saja, Insya Allah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun