Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Jurgen Klopp Tidak Gagal dan Mencari Peluang bagi Penggantinya di Anfield

14 Maret 2020   11:20 Diperbarui: 14 Maret 2020   11:33 72 6
Kekalahan Liverpool dari Atletico Madrid (2-3) di leg II kompetesi Liga Champions seolah menjadi puncak dari kondisi di Liverpool. Liverpool dalam situasi yang tidak baik.

Pembatalan jadwal pertandingan dari komisi sepak bola Inggris (FA) karena wabah Covid-19 bisa menjadi momen untuk mengevaluasi diri bagi Liverpool.

Kekalahan perdana Liverpool di kompetesi Liga Inggris sempat dimaklumi oleh banyak pihak. Tersingkir dari piala FA dari tangan Chelsea mulai memanaskan situasi di Liverpool. Salah satunya, Virgi van Dijk yang tidak terima kalau ada yang mengatakan jiga Liverpool hanya meraih trofi Liga Inggris pada musim ini.

Puncaknya saat Liverpool tersingkir dengan sangat menyakitkan dari tangan Atletico Madrid. Liverpool sudah unggul dua gol. Dua gol itu bisa melapangkan Liverpool ke babak berikutnya.

Keunggulan itu malah dinodai oleh kesalahan kiper, Adrian. Kesalahan itu menjadi titik balik Atletico Madrid menghancurkan Liverpool di depan pendukungnya.

Kekecewaan dan sakit hati pasti sulit dielakkan. Jurgen Klopp tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia bahkan mengamuk kepada para suporter Liverpool yang coba menyalaminya saat keluar dari lapangan hijau.

Memang perasaan Jurgen Klopp ini adalah sesuatu yang normal. Pasalnya, timnya bermain apik dan agresif. Atletico Madri hanya bermain bertahan. Kemenangan Liverpool sudah ada di depan mata. Namun situasi sukacita menjadi buyar karena kesalahan lini belakang.

Kekalahan ini menambah deretan kegagalan Liverpool dalam rentang waktu sebulan. Yang tertinggal hanyalah titel Liga Inggris. Secara matematis, Liverpool sudah menggenggam trofi Liga Inggris itu.

Trofi Liga Inggris merupakan alasan Liverpool bersukacita dan melupakan kegagalan yang sudah terjadi. Trofi Liga Inggris juga menjadi alasan bagi Liverpool untuk memberikan respek yang besar bagi Jurgen Klopp. Singkatnya, trofi Liga Inggris merupakan alasan untuk mengatakan kalau Jurgen Klopp tidak gagal bersama Liverpool pada musim ini.

Betapa tidak, Jurgen Klopp merupakan satu-satunya manajer yang mengembalikan kadigdayaan Liverpool setelah 30 tahun. Karena pencapaian ini, ada alasan kalau Jurgen Klopp mesti dipertahankan di Liverpool. Kekalahan di Piala FA dan Liga Champions bukanlah alasan untuk menghakimi Jurgen Klopp secara berlebihan.

Sebaliknya itu merupakan pelajaran untuk menilai dinamika permainan klub. Kemenangan bukanlah harga mutlak. Sebaliknya kekalahan dan kegagalan merupakan konsekuensi yang bisa terjadi dari sebuah pertandingan.  

Meski demikian, suporter juga mulai melihat kemungkinan jika Jurgen Klopp pergi dari Anfield di suatu waktu. Musim depan mungkin masih sulit bagi Jurgen Klopp keluar dari Anfield. Pasalnya, Jurgen Klopp masih membawa Liverpool pada jalur yang positif. Apalagi Jurgen Klopp sudah terikat kontrak hingga 2024.

Situasi bisa saja berubah kalau Liverpool tidak memperbaiki situasi tim. Beruntungnya, Liverpool sudah mengamankan trofi Liga Inggris walaupun gagal meraih dua trofi lainnya dalam waktu yang relatif singkat.

Andaikta kegagalan itu dibarengi dengan kegagalan pada liga domestik, boleh jadi nasib Jurgen Klopp sudah berada di ujung tanduk.

Menggantikan Jurgen Klopp di Liverpool bukanlah perkara gampang. Keberhasilan Liverpool pada beberapa musim terakhir merupakan buah dari kerja keras manajer asal Jerman. Sejauh ini, Jurgen Klopp masih mendapat tempat di hati Anfield.

Meski demikian, Liverpool juga mesti mencari kemungkinan yang berpeluang menggantikan mantan manajer Dortmund ini.

Stevan Gerrard, mantan pemain yang menghabiskan 17 tahun di Liverpool dinilai bisa menggantikan Jurgen Kloop. Bahkan beberapa orang menilai kalau saat Jurgen Klopp pergi atau menghabiskan masa kontraknya di Liverpool, Steven Gerrard bisa menjadi kandidat kuat untuk menggantikan Jurgen Klopp di Liverpool.

Untuk sementara ini, Steven Gerrard yang melatih klub Skotlandia, Rangers masih terlihat hijau dalam karir kepelatihan. Bersama Rangers, Gerrard bisa mengasah kemampuannya sebagai seorang pelatih.

Stevan Gerrard sendiri mempunyai ambisi untuk melatih Liverpool. Bahkan Jurgen Klopp menilai kalau mantan kapten Inggris itu menjadi pilihannya untuk mengganti dirinya di Liverpool.

Tom Williams dalam artikelnya, "Is Steven Gerrard the Heir Apparent to Jurgen Klopp as Liverpool Manager?" (bleacherreport.com 13/3/2020) menulis kalau Steven Gerrard mempunyai salah satu kualitas yang serupa dengan Jurgen Klopp.

Kualitas itu adalah manajemennya dalam memperlakukan para pemain. Steven Gerrard dinilai sebagai pelatih yang keras dan sangat menuntut bagi para pemain. Tetapi dia juga bisa menunjukkan sisi perhatian dan kelembutannya kepada para pemain.

Kualitas ini juga dimiliki oleh Jurgen Klopp di Liverpool. Relasi dan perhatian Jurgen Klopp kepada para pemain patut diapresiasi. Saya kira pendekatan ini merupakan salah satu alasan di balik kesuksesan Liverpool saat ini.

Pasalnya, saat Adrian, sang kiper Liverpool melakukan kesalahan dalam laga kontra Atletico Madrid, sang pelatih tetap mendukung sang kiper. Jurgen Klopp tidak melihat sebab kekalahan itu sebagai kesalahan dari penjaga gawang asal Spanyol tersebut. Jurgen Klopp hanya menilai hal itu sebagai kesalahan dalam mengambil keputusan.

Sikapnya kepada Adrian hanyalah salah satu bagaimana Klopp melindungi pemainnya. Sadio Mane tidak segan-segan menilai Klopp sebagai sosok seorang ayah bagi tim.

Sikap yang dimiliki oleh Jurgen Klopp serupa dengan apa yang dilakukan Steven Gerrard di Rangers. Kualitas ini bisa menjadi salah satu acuan mengapa Gerrard bisa melatih Liverpool.

Selain itu, Steven Gerrard berpeluang menjagi pengganti Jurgen Klopp karena rekam jejak Gerrard di Liverpool. Dalam karirnya sebagai pemain, Gerrard sudah memberikan segalanya bagi Liverpool. Di saat para pemain bintang mencari peluang lain, Gerrard tetap bertahan dengan Liverpool walaupun dalam situasi sulit.

Peluang Steven Gerrard menjadi manajer di Anfield tentunya juga bergantung pada penampilannya dengan Rangers. Melatih Rangers bisa menjadi batu loncatan bagi Gerrard ke Anfield. Kalau Gerrard berhasil membangun Rangers sebagai tim hebat di Skotlandia, bukan tidak mungkin pintu Anfield terbuka lebar bagi pemain yang terkenal sebagai pencetak gol jarak jauh ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun