Kekalahan Liverpool dari Atletico Madrid (2-3) di leg II kompetesi Liga Champions seolah menjadi puncak dari kondisi di Liverpool. Liverpool dalam situasi yang tidak baik.
Pembatalan jadwal pertandingan dari komisi sepak bola Inggris (FA) karena wabah Covid-19 bisa menjadi momen untuk mengevaluasi diri bagi Liverpool.
Kekalahan perdana Liverpool di kompetesi Liga Inggris sempat dimaklumi oleh banyak pihak. Tersingkir dari piala FA dari tangan Chelsea mulai memanaskan situasi di Liverpool. Salah satunya, Virgi van Dijk yang tidak terima kalau ada yang mengatakan jiga Liverpool hanya meraih trofi Liga Inggris pada musim ini.
Puncaknya saat Liverpool tersingkir dengan sangat menyakitkan dari tangan Atletico Madrid. Liverpool sudah unggul dua gol. Dua gol itu bisa melapangkan Liverpool ke babak berikutnya.
Keunggulan itu malah dinodai oleh kesalahan kiper, Adrian. Kesalahan itu menjadi titik balik Atletico Madrid menghancurkan Liverpool di depan pendukungnya.
Kekecewaan dan sakit hati pasti sulit dielakkan. Jurgen Klopp tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia bahkan mengamuk kepada para suporter Liverpool yang coba menyalaminya saat keluar dari lapangan hijau.
Memang perasaan Jurgen Klopp ini adalah sesuatu yang normal. Pasalnya, timnya bermain apik dan agresif. Atletico Madri hanya bermain bertahan. Kemenangan Liverpool sudah ada di depan mata. Namun situasi sukacita menjadi buyar karena kesalahan lini belakang.
Kekalahan ini menambah deretan kegagalan Liverpool dalam rentang waktu sebulan. Yang tertinggal hanyalah titel Liga Inggris. Secara matematis, Liverpool sudah menggenggam trofi Liga Inggris itu.
Trofi Liga Inggris merupakan alasan Liverpool bersukacita dan melupakan kegagalan yang sudah terjadi. Trofi Liga Inggris juga menjadi alasan bagi Liverpool untuk memberikan respek yang besar bagi Jurgen Klopp. Singkatnya, trofi Liga Inggris merupakan alasan untuk mengatakan kalau Jurgen Klopp tidak gagal bersama Liverpool pada musim ini.
Betapa tidak, Jurgen Klopp merupakan satu-satunya manajer yang mengembalikan kadigdayaan Liverpool setelah 30 tahun. Karena pencapaian ini, ada alasan kalau Jurgen Klopp mesti dipertahankan di Liverpool. Kekalahan di Piala FA dan Liga Champions bukanlah alasan untuk menghakimi Jurgen Klopp secara berlebihan.
Sebaliknya itu merupakan pelajaran untuk menilai dinamika permainan klub. Kemenangan bukanlah harga mutlak. Sebaliknya kekalahan dan kegagalan merupakan konsekuensi yang bisa terjadi dari sebuah pertandingan. Â