Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ramadan Pilihan

Aplikasi Daring Bantu Bersilaturahmi dan Berhalal Bihalal Saat Pandemi

14 Mei 2021   21:55 Diperbarui: 14 Mei 2021   22:15 780 3

Lebaran sudah dimulai sejak takbiran, lalu disusul dengan sholat Id. Seusai sholat Id waktunya bersalam-salaman. Tapi kali ini seperti tahun lalu, aku hanya sholat Id di rumah. Alhasil yang kutemui di rumah untuk bersilaturahmi dan bersalam-salaman hanyalah pasangan dan kucing-kucing di rumah.

Kucing-kucing selama lebaran mencoba manis dan tidak nakal. Rasanya sulit, mereka berupaya sebaik-baiknya agar tidak membuatku kesal. Momen lebaran juga momen yang ditunggu-tunggu para kucing, mereka juga bisa makan enak. Selain itu aku juga tak mudik, sehingga kasih sayang tetap berlimpah.

Seusai menyapa dan memberi hidangan istimewa ke kucing-kucing, aku juga meminta maaf ke mereka. Aku suka jengkel apabila mereka mengganggu koleksi bukuku atau tak doyan dengan makanan yang kusajikan ke mereka.

Urusan bersalaman dengan pasangan dan sarapan juga sudah beres. Waktunya bersilaturahmi. Ya karena pandemi, akhirnya aku mengandalkan telpon, aplikasi percakapan, dan aplikasi pertemuan daring untuk bersilaturahmi.

Sebenarnya ingin juga bersilaturahmi ke para tetangga. Tapi mereka rata-rata juga was-was terima tamu, tak sedikit yang kedatangan saudara-saudaranya ke rumah mereka. Asal jumlah tamunya tidak bejibun dan tetap mengikuti protokol kesehatan, sepertinya masih diperbolehkan. Akhirnya aku mengandalkan grup RT untuk saling memberikan ucapan lebaran dan bermaafan.

Waktunya telepon Mama di Malang. Aku mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri, meminta maaf, juga menanyakan kabar lebaran di Malang. Masih pagi belum pukul 09.00 sehingga tamu yang datang juga masih sepi.

Di Malang situasinya sudah mirip dengan hari-hari biasa. Bedanya mereka tetap pakai masker untuk bertamu dan bepergian. Di rumah-rumah juga biasanya disediakan hand sanitizer bagi para tamu.

Lalu gantian aku menghubungi kedua kakak. Mereka kemudian mengajak video call agar bisa bertatap muka. Keponakan juga semuanya ikut. Suaranya agak kurang jelas sih karena keponakan teriak-teriak heboh dan di luar juga anak-anak tetangga asyik bermain.

Bolak-balik aku menanyakan atau menjawab hal yang sama. Hahaha. Tapi tak apa-apalah yang penting bisa tatap muka karena berjauhan.

Mudik kali ini terpaksa ditunda. Mungkin dua tiga bulan lagi bisa pulang lagi ke Malang untuk bertemu orang tua dan handai taulan.

Momen Menyapa Kawan Lama
Teknologi rasanya mendekatkan. Dengan teknologi digital ini kita bisa saling menyapa teman-teman dan saudara, memberikan ucapan lebaran, bermaafan dan saling menanyakan kabar. Ya, inilah momen yang bisa dimanfaatkan untuk menyapa kawan-kawan yang mungkin sudah lama tidak bersua, termasuk kenalan kita.

Apabila pada hari-hari biasa kita segan untuk menyapa takut mengganggu kesibukan mereka atau  malahan was-was dikira ajak MLM-an atau menawarkan asuransi karena tiba-tiba muncul, maka momen lebaran adalah waktu yang baik untuk kembali menjalin silaturahmi. Siapa tahu mereka juga ingin menyapa kita dan segan, seperti yang kita rasakan.

Tidak apa-apa sih jika tidak dibalas. Mungkin mereka sibuk atau lupa dengan kita.

Yang bikin senang itu jika mereka ingat kita dan membalas pesan kita dengan antusias. Itu menyenangkan. Rasanya aku jadi mengecil dan berbincang dengan kawan masa kecilku seperti dulu.

Halal Bihalal pun Secara Daring
Tahun lalu karena sudah memasuki era pandemi maka halal bihalal di tempat kerja pun diadakan secara daring. Minusnya tak bertemu fisik dan tidak ada makanan-makanan yang enak untuk bisa dinikmati.

Siang tadi aku juga mengikuti halal bihalal keluarga besar. Yang satu diadakan di rumah salah satu saudara di Malang dan aku hanya bisa menyapa dan mengomentari acara lewat aplikasi percakapan. Yang satunya diadakan via aplikasi pertemuan daring karena lokasi pesertanya tersebar.

Aku baru kali itu mengikuti halal bihalal keluarga besar secara daring. Kali ini bukan saudara yang hanya ada di Malang, tapi tersebar di mana-mana. Alhasil banyak wajah yang asing bagiku.

Rupanya nenek buyut kami ada delapan bersaudara. Itu juga baru kuketahui. Entah aku sudah generasi ke berapa, sepertinya aku perlu meminta silsilah keluarga seperti yang dibuat ayah kami dulu.

Acara halal bihalal daring ini juga diisi dengan perkenalan setiap wakil keluarga, pembacaan doa, dan juga ada sesi hiburan. Lumayan seru juga.

Teknologi komunikasi digital sangat membantu pada masa pandemi ini untuk bersilaturahmi. Yang jauh jadi terasa dekat. Memang sih pengalaman dan nuansanya belum bisa menggantikan pertemuan fisik, tapi setidaknya bisa nambal rasa kangen sebelum nantinya bisa bertatap muka di dunia nyata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun