Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Lebih Berat Mana, Menjadi Kuli Bangunan atau Kuli Aksara?

14 Maret 2019   16:21 Diperbarui: 14 Maret 2019   16:45 145 4

Tidak sedikit orang yang memiliki kecenderungan untuk membanding-bandingkan antara kehidupan orang satu dengan orang lainnya, termasuk membandingkan hidupnya dengan orang lain---yang biasanya terlihat lebih enak dibandingkan dirinya. Ada yang menanggapi fenomena ini dengan kemakluman. Ada yang menanggapi hal ini dengan keseriusan; bahwa ini adalah suatu permasalahan.

Lalu, sebenarnya apa yang terjadi?


Berbicara soal manusia, maka, tak akan lepas dari perilakunya.
Ada empat perilaku yang mendasar. Di antaranya:
Manusia cenderung melihat ke depan (berupaya optimis) dan ke atas (menilai kehidupan yang lebih tinggi).
Manusia juga cenderung merasakan beban hidupnya daripada beban hidup orang lain (mengeluh).
Manusia juga cenderung tidak tahu (tentang kehidupan orang lain) dan malas bertanya (tentang prosesnya).
Manusia juga cenderung suka melihat orang lain ada di bawahnya (kesengsaraan).

Jujur ataupun tidak, hal ini yang sebenarnya menjadi faktor krusial pembentuk sikap antar manusia yang kemudian menjadi habit bagi manusia tersebut dalam bersosialisasi---melihat kehidupan orang lain. Kita dihadapkan pada naluri untuk bersaing dan kemudian berupaya mengingkari kenyataan---salah dan kalah. Ini merupakan 'hadiah' bagi manusia yang memang memiliki akal dan kemampuan untuk mengendalikan suatu hal (ego).

Manusia menjadi 'penguasa' Bumi yang kemudian membuat antar manusia saling menjatuhkan, baik secara individual maupun komunal. Hal ini yang kemudian melahirkan banyak tindakan kriminal dan penyimpangan sosial. Karena, manusia pasti saling menginginkan adanya pencapaian terhadap kebutuhan hidupnya (bagaimanapun caranya).

Lalu, jika manusia hidup dengan keinginan yang sama tinggi---kesetaraan kebutuhan, termasuk dalam berprofesi. Apakah semua manusia ingin menjadi Presiden?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun