Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Jangan Remehkan Apa yang Anak Anda Ketahui

9 Mei 2014   14:42 Diperbarui: 16 Oktober 2015   01:47 1039 53
Saya belajar dari siapa saja. Dari  orang tua, sahabat, senior, tetangga, tukang parkir, bahkan dari anak saya sendiri.

Barangkali.... kejutan terbesar seorang ibu adalah mengetahui betapa banyak yang diketahui anaknya tentang hidup... Dan bahagianya seorang ibu ketika menyadari bahwa anaknya sedang bertumbuh menjadi manusia dewasa dengan pemikiran yang luar biasa  bijaksana.

Orang tua cenderung menyembunyikan kisah kisah "miring" dari anak anak, dengan pertimbangan mereka  belum cukup dewasa untuk memahami dunia dengan pola tingkah manusia yang banyak anehnya.

Betapa terkejutnya saya, ditengah tengah makan siang kemarin bersama dengan Krystle putri tercinta, saya menemukan satu kenyataan yang mengharukan, jadi  ingin menangis dan tertawa pada saat yang sama.... She is on her way to maturity.. Faster than I expect. Anak ini tumbuh terlalu cepat, terlalu cerdas untuk usianya.


Ketika sedang asyik menyeruput kuah  shabu-shabu makanan Jepang, saya melihatnya terus bbm-an. Seperti biasa, dia juga menyadari bahwa hal tersebut tidak dibenarkan dalam peraturan keluarga kami. When we are together, please no texting. Putri saya kemudian mengatakan..." maaf mama, ini agak urgent.. tolong dua menit saja, dan saya sudah bilang ke teman, bahwa saya lagi lunch dengan mama."

Hmmm... pasti sesuatu yang serius. Saya tidak pernah meragukan kecerdasan berpikir si putri bungsu ini. Usianya 15 going on  51. Dalam banyak hal dia justru bisa jauh lebih dewasa daripada ibunya. Ehemm.. terutama soal sumbu pendek itu lho!. She is two hundred percent titisan ayahanya. Saham saya hanya melahirkan, mencintai dan membesarkannya. Sifat, perawakan, hobby, gerak gerik, semuanya njeplak ayahnya. Ya tidak apa, yang bahaya kalau njeplak tetangga!.

Dasar kepo', saya tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "ada apa sih.. cerita dong.. serius amat kelihatan temanmu curhat?." Eh rupanya bakat menjadi tempat curhatan para sahabat itu menurun dari saya. Wah syukurlah... ternyata ada juga saham saya dalam dirinya.....

Yang diceritakannya  kemudian membuat saya termenung sambil melongo longo. Astaga naga... Betapa banyaknya yang diketahui anak ini, dan saya masih hidup dalam alam pikiran sendiri bahwa gadis 15 tahun, kelas dua SMA tahu apa?.

Temannya curhat bahwa mama-nya ketemu dengan mantan pacarnya, dan CLBK pun terjadilah. Dulu tidak bisa menikah karena beda status ekonomi. Ayah dari temannya, dan istri dari sang mantan akhirnya jadi tahu hubungan CLBK ini, dan malah mereka sudah bertemu empat mata membicarakan suami dan istri masing masing yang dilanda prahara "memori masa lalu".

Anak saya kemudian nyerocos dengan lincahnya bahwa masing masing pasangan sepakat untuk memaafkan dan akan berusaha meluruskan "logika" sesat  pasangan masing masing  yang kasmaran telat waktu ini. Dengan kalem Krystle menambahkan..." yang kasihan khan teman saya Ma, dia merasa tidak dicintai oleh ibunya..."

Masih terpesona dengan kisah "gila" yang dengan lancarnya diceritakan putri saya ditengah lahapnya dia makan, saya kemudian bertanya dengan hati hati... "lalu kamu bilang apa ke temanmu?."

Sambil menyendok tambahan nasi, tetap dengan nada kalem khas bapaknya, Krystle menjawab," saya bilang... cinta seorang ibu terhadap anaknya tidak bisa semata mata diukur dari perasaan cinta yang kemudian bersemi kembali kepada mantan pacarnya. Mungkin ibu kamu juga sudah berusaha untuk menekan perasaannya selama ini. Mungkin juga ibu kamu menikahi papamu karena hormat dengan pilihan orang tua dan dia mencoba menjadi anak yang baik ketika itu.  Jadi jangan terlalu keras menghakimi bahwa ibumu tidak sayang sama kamu... Kalau ayahmu saja masih memberi kesempatan kedua, mengapa kamu tidak mencoba mengikis perasaan bahwa kamu tidak disayangi, dan melihat kenyataan bahwa ibu kamu  hanya manusia biasa yang bisa tergoda dan jatuh cinta lagi?."

Astaga Nak... mendadak saya merasa sedang bicara dengan marriage counselor tingkat dunia!. Ditengah hiruk pikuk ramainya suasana restaurant siang kemarin, saya ingin berteriak..." Hey look here everybody. Here's the brightest,  most gorgeous young lady who is well on her way to maturity."

Saya ingin menambahkan..." Indonesia beruntung punya kamu Nak. Dunia beruntung dengan kehadiran kamu!." tapi saya takut disangka emak-emak stress salah makan, jadi dengan hati meluap penuh kebahagiaan, yang bisa saya katakan hanyalah..."  ehemm... tadi kita lewat di toko jam, kamu bener bener kepingin tuh dengan jam yang kamu pelototin lima menit lamanya?.

Dengan gaya khasnya dia kemudian menatap bahagia sambil tetap sok bijak menanyakan," apakah mama menawarkan ini karena saya mau terbuka dan bercerita sehingga mama punya bahan tulisan di Kompasiana, atau karena jawaban saya yang mama anggap baik dan bijaksana?." Wah siapa yang jadi dosen sekarang ini?. ketawa ahhh....

Selalu ada kejutan menyenangkan dalam hidup ini. Selalu ada yang bisa kita pelajari. Jangan pernah melewatkan kesempatan indah belajar dari anak anda, dan mendengar kebijaksaan yang keluar dari hati polos yang belum terkontaminasi dengan segala trik dan propaganda culas.

Dunia barangkali akan jadi tempat yang lebih nyaman dan teduh ketika kita mendengar dengan baik apa yang dikatakan anak anak  dengan segala kepolosan mereka. They are far wiser than we think. Jangan merusak itu. Kita wajib menjaga kebeningan hati dan pikiran mereka dengan tetap optimis bahwa kebaikan selalu bisa ditemui dimana mana.... dimulai dari keluarga kita masing masing.

I love you Krystle. Thank you for being my daughter and my teacher.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun