Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Ditabuh, Kiai Laras Madu Bikin Bulu Kuduk Merinding

16 Januari 2019   07:08 Diperbarui: 16 Januari 2019   07:28 147 3
GUNUNGKIDUL, Pememerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) dalam memperkokoh ciri keistimewaan, mulai membagi-bagikan hibah gamelan perungu slendro pelog. Kabupaten Gunungkidul berdasarkan catatan Dinas Kebudayaan setempat memiliki 15 desa budaya, tetapi yang telah menerima hibah gamelan perungguh baru 3 Desa.
"Tiga  desa tersebut adalah Bejiharjo Kecamatan Karangmojo, Desa Kepek Kecamatan Wonosari, serta Desa Putat Kecamatan Patuk," ujar Drs. Ristu Raharjo, mewakili Kepala Dinas Kebudayaan, Gunungkidul, Agus Kamtono, (15/1/19).
Hal tersebut terungkap bersamaan dengan serah terima sepangkon (slendro pelog) gamelan perunggu di Balai Desa Putat oleh Dinas Kebudayaan DIY. 
Markus, atas nana Dinas Kebudayaan DIY, menyerahkan instrumen rebab, menandai bawa  gamelan yang kemudian diberi nama Kiai Laras Madu, resmi mejadi kekayaan Pemerintah Desa Putat. Dia mengakui,  bahwa Desa Putat merupakan gudangnya seniman dan budayawan.
"Nama Kiai Laras Madu, mirip dengan Kiai Guntur Madu, gamelan sekaten Kasunanan Surakarta," kata Markus dalam sambutan singkatnya.
Tambah berdecak kagum ketika Kiai Laras Madu dimainkan oleh para seniman kolaboratif usia, mulai dari anak-anak, dewasa serta pengrawit tua. Dalam mengiringi tarian bertajuk Persembahan, tabuhannya dinilai luar biasa.
"Bener-bener mirip cara menabuh gamelan kraton. Iramanya membuat bulu kuduk merinding," kata Markus memberi acungan jempol.
Di tempat yang sama, CB Supriyanto, ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul menilai, bawa penbonang muda atas nama Abigail Wahyu Satriyani memiliki bakat cukup menonjol.
Itu bukan hal yang aneh, menurut catatan Purwanto, sang pelatih, Abi, demikian sapaan akrab Abigail Wahyu Satriyani, adalah pembonang terbaik  tingkat kabupaten pada gelar desa budaya 28 Oktober 2018 silam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun