Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Pujangga yang Telah Mati Rasa

6 Juli 2021   22:55 Diperbarui: 7 Juli 2021   12:58 215 16
Ini bukan tentang rasa yang dikecap lidah, apakah manis, pahit, asam, pun asin
Juga bukan tentang rasa sakit karena deraan perih tersebab jatuh di jalan.
Namun tentang rasa yang menguasai hati insan pada umumnya.

Ada yang janggal saat ku memeriksa.
Bukan dengan stetostoskop untuk detak jantung. Pun bukan dengan termometer untuk suhu badan. Namun dengan sebuah cinta yang berhias rindu.

Ternyata dia tak punya itu lagj. Kini diksi-diksi dalam larik puisinya telah menjadi hambar. Karena tak ada jiwa dalam bait-baitnya. Apakah benar bisa demikian?

Si pujangga yang hatinya telah lama mati rasa. Hanya bisa menuliskan deretan kata-kata yang mungkin membosankan pembaca. Ataukah menarik simpati padanya? Bagaimana denganmu?

Apakah cinta telah lama menjauhimu hai Pujangga? Apakah rindu telah menghasut bulan dan bintang agar menyembunyikannya? Entah. Aku pun tak memahami ini.

Adakah yang bisa menolong Sang Pujangga yang kini telah mati rasa?
Adakah sentuhan lembut menyapa hatinya dalam bisik rindu?
Mungkinkah cinta kembali mengisi relung-relung jiwanya agar ada bahagia terlukis dalam karya puisinya.

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
6 Juli 2021

Karya ke-1638

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun