Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pujangga yang Telah Mati Rasa

6 Juli 2021   22:55 Diperbarui: 7 Juli 2021   12:58 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Wallace Chuck dari Pexels via m.Liputan6.com

Ini bukan tentang rasa yang dikecap lidah, apakah manis, pahit, asam, pun asin
Juga bukan tentang rasa sakit karena deraan perih tersebab jatuh di jalan.
Namun tentang rasa yang menguasai hati insan pada umumnya.

Ada yang janggal saat ku memeriksa.
Bukan dengan stetostoskop untuk detak jantung. Pun bukan dengan termometer untuk suhu badan. Namun dengan sebuah cinta yang berhias rindu.

Ternyata dia tak punya itu lagj. Kini diksi-diksi dalam larik puisinya telah menjadi hambar. Karena tak ada jiwa dalam bait-baitnya. Apakah benar bisa demikian?

Si pujangga yang hatinya telah lama mati rasa. Hanya bisa menuliskan deretan kata-kata yang mungkin membosankan pembaca. Ataukah menarik simpati padanya? Bagaimana denganmu?

Apakah cinta telah lama menjauhimu hai Pujangga? Apakah rindu telah menghasut bulan dan bintang agar menyembunyikannya? Entah. Aku pun tak memahami ini.

Adakah yang bisa menolong Sang Pujangga yang kini telah mati rasa?
Adakah sentuhan lembut menyapa hatinya dalam bisik rindu?
Mungkinkah cinta kembali mengisi relung-relung jiwanya agar ada bahagia terlukis dalam karya puisinya.

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
6 Juli 2021

Karya ke-1638

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun