Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Pundak Kusam Ayahku

29 Maret 2016   09:26 Diperbarui: 29 Maret 2016   10:10 226 5
" Tapi, Pak", aku melancarkan usaha terakhirku untuk meruntuhkan benteng prinsipnya. Aku memang selalu bercita-cita menjadi seorang dokter. Bahkan sedari masa-masa dimana aku terlalu kecil untuk mengingatnya, Bapak dan Ibu sering menceritakan betapa aku begitu melekat dengan hanya satu mainan saja, yakni sebuah stetoskop plastik murahan. Beranjak usia kanak-kanak, aku selalu menyukai bermain dokter-dokteran. Berlanjut menjadi pelahap buku-buku kedokteran di perpustakaan, sampai dengan sekarang ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun