Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

[Mirror] Lorong Lantai 3

20 Desember 2011   14:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:59 262 0
Aku baru pindah kantor. Di tempat yang baru ini, ruang kantorku ada di lantai 3. Tempat yang cukup nyaman. Ruangan yang cukup lebar dengan peralatan baru yang serba hitech. Dari jendela aku bisa melihat pemandangan lembah yang menawan. Bila aku keluar ruangan, terdapat lorong yang sangat bersih dan tertata rapi. Di sana terdapat kursi-kursi sofa yang cukup untuk digunakan melepas lelah.

Sebelum aku memulai pekerjaan yang bertumpuk hari ini, aku duduk santai di lorong depan ruang kerjaku. Seorang petugas kebersihan yang datang.

"Bolehkah saya membersihkan tempat ini?" Sapanya dengan senyum yang ramah.

Aku mengiyakan. Aku memandangnya yang sedang membersihkan ruanganku. Seorang wanita separuh baya yang sederhana. Meski usianya tidak muda, namun dia bekerja dengan cekatan dan teliti.

"Bu, boleh saya tahu nama ibu?" Tanyaku sambil lalu.

"Mariko." Jawabnya sambil meneruskan pekerjaannya. Meski jawaban pendek, namun ada keramahan yang kurasakan.

"Aku Yamada. Aku baru pindah ke sini."

Ibu itu menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu meneruskan pekerjaannya dengan terburu-buru. Entah mengapa dia seolah ingin cepat-cepat menjauhiku.

Hari-hari berjalan seperti biasa. Kehidupanku kembali pada rotasinya. Seperti malam ini, aku masih ada di kantor. Lembur bagiku hal yang biasa. Kubereskan semuanya sebelum aku meninggalkan kantor, karena aku tidak ingin membawa pekerjaan di rumah. Aku sudah selesai. Jam menunjukkan angka 12:00. Tidak apa-apa, toh ini hari Jum'at dan besok aku bisa bangun siang.

Setelah menutup pintu ruangan, aku berjalan ke arah lift untuk turun. Eh, tunggu dulu...

"Yamada."

Ada suara lirih memanggilku. Siapa sih malam-malam begini masih kelayapan selain kalong-kalong sepertiku. Aku menoleh. Ada seorang wanita duduk di kursi. Dia tersenyum padaku. Melihat wajahnya aku tidak merasa ada yang perlu dikhawatirkan. Rasanya aku pernah melihat wajah itu, tetapi ingatanku benar-benar tidak bersahabat denganku. Aku mendekat.

"Aku menitipkan ini untuk ibu Mariko. Bilang saja dari Keiko."

Sebuah kotak kaca kecil berwarna biru yang sangat bagus. Dia memberikannya padaku. Lalu dia pergi begitu saja lewat tangga. Ah, tidak apa-apa. Tidak ada salahnya aku memberikannya pada ibu Mariko Senin pagi.

Senin pagi. Jam 7:40. Pagi ini sengaja aku datang lebih pagi agar bisa bertemu dengan ibu Mariko yang telah memindahkan jam kerjanya lebih pagi. Dan benar saja. Aku melihat ibu Mariko sedang bekerja membersihkan lorong.

"Ibu Mariko." Panggilku.

Ibu Mariko menoleh. Dia seperti terkejut melihatku. Aku berlari mendekat.

"Bu Mariko, aku mendapat titipan ini dari Keiko."

Kuberikan kotak kaca itu pada ibu Mariko. Ibu Mariko tertegun menerimanya. Dan dia terjatuh pingsan. Aku kaget namun tidak sempat menahan badan ibu Mariko jatuh ke lantai. Kotak kaca yang dipegangnya terlepas dan pecah.

Aku limbung. Di kotak kaca itu terdapat sebuah photo lama. Di dalamnya ada photo wanita yang bernama Keiko, wanita yang wajahnya mirip bu Mariko dan ... photoku!


NB: Untuk membaca karya MIRROR yang lain, klik ini

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun