Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Asia Tengah Menuju Perang Air

4 November 2023   19:15 Diperbarui: 4 November 2023   19:42 84 5
Asia Tengah terdiri dari negara-negara bekas Uni Soviet di bagian selatan seperti Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan kaya akan sumber daya alam.  

Asia Tengah dengan populasi 60 juta penduduk mencakup wilayah seluas 4 juta kilometer persegi. Kepadatan penduduk di Asia Tengah adalah 15 jiwa/km2.  

Topografi Asia Tengah sangat bervariasi dengan pegunungan glasial yang tinggi, padang rumput dan gurun yang luas.  Sekitar 20% wilayah Asia Tengah ditutupi oleh pegunungan. Lebih dari 90% wilayah Tajikistan dan Kyrgyzstan merupakan daerah pegunungan.  

Dua sungai besar di Asia Tengah yaitu Sungai Amu Darya dan Syr Darya adalah saluran utama Laut Aral yang mengalirkan sejumlah besar air tawar ke Laut Aral dari utara dan selatan.

Laut Aral, Danau Balkhash dan Danau Issyk Kul adalah perairan utama yang terletak di Asia Tengah.Pada masa Soviet, Sungai Amu Darya dan Syr Darya dengan struktur pengaturnya dikelola sesuai dengan daerah aliran sungai perbatasannya.  

Kementerian Reklamasi Lahan dan Sumber Daya Air Uni Soviet bertanggung jawab menangani masalah air di Asia Tengah. Oleh karena itu, peran dari masing-masing negara di Asia Tengah seperti Tajikistan, Turkmenistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan dan Uzbekistan mengalami pengambilan keputusan terbatas pada penyediaan data untuk Pusat di Moskow.  

Pengelolaan wilayah sungai, bendungan dan waduk dibangun di bagian hulu (Tajikistan dan Kyrgyzstan) sedangkan lahan irigasi dikembangkan di bagian hilir (Uzbekistan dan Turkmenistan).  

Tujuan dibangunnya bendugan di bagian hulu adalah untuk meningkatkan pengairan di bagian hilir. Teknisnya  adalah air dilepaskan pada musim panas untuk mengairi lahan di hilir.  

Selama tahun 1950 dan 1990, investasi besar dilakukan untuk membangun infrastruktur air. Selain itu, selama periode ini, wilayah irigasi diperluas sebesar 150% di DAS Amu Darya dan 130% di DAS Syr Darya.  

Aliran kedua sungai tersebut dialihkan ke kanal-kanal untuk mengairi ladang kapas di bagian hilir. Di jaman Kekaisaran Rusia, fokus utamanya adalah menanam kapas di sepanjang Laut Aral yang terletak antara Uzbekistan dan Kazakhstan. Perekonomian wilayah ini didasarkan pada penanaman kapas di sepanjang Laut Aral.  

Untuk membudidayakan kapas di sepanjang Laut Aral, banyak bendungan air dibangun di sepanjang saluran utama Laut Aral yaitu Sungai Amu Darya.  Pengalihan air Sungai Amu Darya yang seharusnya bermuara ke Laut Aral menyebabkan Laut Aral mengalami krisis.  

Sebelum dibangunnya bendungan di sepanjang Sungai Amu Darya pada tahun 1960, sekitar 60 miliar meter kubik air mengalir ke Laut Aral. Padahal jumlah air menurun menjadi 1,5 miliar meter kubik pada tahun 2000. Oleh karena itu, penanaman kapas di sepanjang Laut Aral serta perubahan iklim yang drastis menjadi satu-satunya alasan hilangnya Laut Aral.

Pada masa Soviet, tidak ada perselisihan antara negara-negara Hulu dan Hilir. Hal ini karena semua negara tepi sungai secara bersama-sama mendapatkan manfaat dari sumber daya bersama.

Selama era Soviet, negara-negara hulu tidak memproduksi pembangkit listrik tenaga air yang dibutuhkan di musim dingin. Sebaliknya mereka melepaskan air di musim panas untuk mengairi lahan kapas di hilir yaitu Uzbekistan dan Turkmenistan.  

Karena semua negara disatukan dalam satu negara di bawah Uni Soviet, energi dialirkan ke negara-negara hulu (Kyrgyzstan dan Tajikistan) oleh Rusia dan negara-negara hilir yang memiliki cadangan minyak dan gas.  

Pasca disintegrasi Uni Soviet, negara-negara hilir tidak memberikan energi gratis lagi bagi negara-negara hulu. Oleh karena itu, negara-negara hulu yang tidak memiliki cadangan migas akhirnya menyatakan bahwa air adalah komoditas nasional mereka.  

Setelah runtuhnya Uni Soviet, semua negara meluncurkan strategi baru dalam bidang energi dan ketahanan pangan.  Pergeseran alokasi air di bagian hulu dapat mengakibatkan gagal panen di bagian hilir.

Tepat setelah pembubaran Uni Soviet, Kyrgyzstan melakukan privatisasi dan mengumpulkan lahan pertanian. Pada tahun 1990, terdapat 450 negara bagian yang memiliki pertanian kolektif sedangkan jumlah ini terus meningkat mencapai 40.000 pada tahun 1996. Setiap peningkatan dalam pertanian kolektif mengakibatkan lebih banyak alokasi air.  

Di sisi lain, Tajikistan sebagai negara hulu kedua memulai pembangunan Bendungan Rogun. Tujuan dari bendungan ini adalah untuk menyediakan listrik di musim dingin bagi Tajikistan.  Menyimpan air di musim panas dan melepaskan air di musim dingin untuk tujuan pembangkit listrik tenaga air yang membawa dampak buruk yang parah di negara-negara hilir.  

Pertama, produktivitas pertanian di negara-negara hilir yang sangat bergantung pada pelepasan air di musim panas, gagal.  

Kedua, akibat keluarnya air pada musim dingin, negara-negara hilir rawan banjir.  Terakhir, karena adanya penyimpanan air di bagian hulu, lebih sedikit air yang dibuang ke Laut Aral Selatan yang saat ini terletak di Uzbekistan.

Akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan di Asia Tengah ini, kawasan ini bakalan menghadapi banyak dampak bencana yang serius.  

Penyusutan Laut Aral, degradasi tanah, penurunan kualitas air, pembuangan limbah beracun akibat pertambangan dan eksploitasi gas alam dan minyak di sepanjang sungai di bagian hilir, pengambilan air yang berlebihan oleh negara-negara hulu, ekstraksi hidro-karbon  di Kazakhstan, Uzbekistan dan Turkmenistan serta perubahan drastis menyebabkan kondisi yang memprihatinkan di Asia Tengah.  

Meskipun banyak lembaga internasional dan donor telah mengambil inisiatif dalam memitigasi konflik air di Asia Tengah, masalah sengketa air masih terus meningkat secara dramatis.

Untuk mengurangi konflik air antara negara-negara hulu dan hilir di Asia Tengah, diperlukan kerja sama yang lebih intens yang mencakup hubungan antara energi air dan pertanian.  

Kesimpulannya, untuk dialog rasional mengenai pengelolaan air lintas batas, penting bagi semua pemangku kepentingan dan pihak-pihak untuk berbagi posisi dan hak yang sama dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan air.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun