Namun berbeda dengan tradisi yang di lakukan oleh anak muda di kecamatan Bontocani, secara spesifik penulis hanya akan membahas salah satu desa tempat kediaman penulis yakni di desa Bulusirua
Menarik untuk dibahas cara anak muda di desa Bulusirua memeriahkan malam takbiran dengan cara menggeber geber motor dengan menggunakan kenalpot brong secara bersamaan sambil mengendarai motornya berkeliling kampung.
Kebiasaan ini dilakukan anak muda di Desa Bulusirua di malam takbiran setiap tahunnya dengan maksud menyambut hari kemenangan ummat islam yakni Hari Raya Idul Fitri, namun aksi yang dilakukan tersebut menuai banyak pro dan kontra di kalangan warga di desa Bulusirua.
Mari kita menelisik lebih dalam dari aksi menggeber geber motor di malam takbiran?
Bagi anak muda di desa Bulusirua aksi yang sudah menjadi tradisi tersebut adalah hal yang wajar-wajar saja di lakukan mengingat bahwa aksinya itu hanya di lakukan satu malam yakni di malam takbiran sekaligus menandakan antusias anak muda dalam menyambut hari Raya Idul Fitri
Namun kalau kita melihat dari segi ke amanan maka kita bisa melihat dari rentetan pengalaman dari tahun ke tahun aksi yang di lakukan rombongan anak muda pengendara motor yang menggeber geber motor di malam takbiran kerap kali melahirkan pertikaian baik antar sesama pengendara motor yang merasa kalah saing, atau dengan rombongan dari desa sebelah maupun dengan warga yang merasa terganggu atas suara bising yang di hasilkan dari para pengendara motor yang menggeber geber motornya dengan menggunakan kenalpot brong.