Bayangmu kutemui terduduk pada daun jendela.
Bersikap dingin seolah tak mau kusapa.
Menjadikan tanda tanya besar pada diksi hiperbola.
Kutanya " Lalu bagaimana dengan aku yang masih terpaut dengan manisnya diksimu ?"
" Lupakan saja " pungkasmu lalu.
Tentang manik mata hazel yang begitu kurindu.
Sudah lama rupanya manik mata itu tak kembali menyapa diriku.
Mana janji yang selalu kau tanggalkan lewat sinar purnama.
Apakah sudah lenyap tak tersisa?
Atau barangkali sudah lapuk dimakan usia?