Mohon tunggu...
Ainul Hidayah
Ainul Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - . .

Berbaris rapi lah bersama diksi, niscaya engkau abadi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jarak yang Hening Lalu Berteriak Nyaring

3 Desember 2020   18:27 Diperbarui: 3 Desember 2020   18:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Karya :  Ainul Hidayah


Bayangmu kutemui terduduk pada daun jendela.
Bersikap dingin seolah tak mau kusapa.
Menjadikan tanda tanya besar pada diksi hiperbola.
Kutanya " Lalu bagaimana dengan aku yang masih terpaut dengan manisnya diksimu ?"
" Lupakan saja " pungkasmu lalu.
Tentang manik mata hazel yang begitu kurindu.
Sudah lama rupanya manik mata itu tak kembali menyapa diriku.
Mana janji yang selalu kau tanggalkan lewat sinar purnama.
Apakah sudah lenyap tak tersisa?
Atau barangkali sudah lapuk dimakan usia?

Kulihat dipojok ruangan, jarak mendekur tak mau ikut campur.
Setelah beberapa lama hening, jarak berteriak nyaring. Lalu mengepalkan jari tangan kanannya.
Berdebat habis denganku tanpa boleh aku membela.
Katanya "mengapa aku harus dipersalahkan atas layu nya cinta?"
Aku lalu memeluk jarak , menggamitkan jariku agar bisa bersentuhan dengannya, ku kecup jarak pada dinding dinding basah.
Jarak selalu berbaik hati menjadikan aku tertawa renyah .

Bersama diksiku yang kini pilu.
Menahan luka yang mengalun syahdu.
Dengan sembilu yang menyayat hatiku.
Mengingat kenangan kita dikala malam minggu.
Tatkalau kau tetiba mendengungkan rindu di daun telingaku.
Yang beberapa detik kemudian memenuhi isi kepalaku.
Itu ambigu kataku.
Kenangan kita seolah buku usang diruang peradaban.
Seolah sebongkah es yang yang menghangat di perapian.
Ketahuilah, kiranya hanya dirimulah akhir pencarian.
Dengan aku yang bersikeras meminta untuk bertahan.
Jika suatu ketika aku diminta menjadi rintik.
Akan selalu ku syairkan nada rindu dengan berbisik.
Agar kau mengangguk tak berkutik.
Semoga koda merinduku selalu dengan tanda titik

Trenggalek, 03 Desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun