Namun sifat sombongnya manusia kadang menganggap bisa melakukan apa pun dengan kepintaran dan kecerdikannya, tapi sesungguhnya itu adalah hawa nafsu dan bukanlah kendali akal sehatnya. Hal yang demikianlah yang membuat manusia dalam kerugian, karena apa yang dilakukan hanya akan mendatangkan kemudharatan, baik bagi dirinya mau pun bagi orang lain.
Inilah yang baru kita saksikan dalam Pilkada DKI Jakarta, betapa manusia dikuasai nafsu dan keinginan berkuasa tanpa pernah peduli Kekuasaan Tuhan Yang Berkuasa, sehingga dengan nafsunya mereka merekayasa segala sesuatu untuk meraih kemenangan, sehingga mereka lupa kalau mereka sedang merugi, karena mereka lupa Kalau Tuhan menyaksikan perbuatan mereka.
Sepintar apa pun mereka berencana, namun Tuhan tidaklah menghendaki mereka, dan pada kenyataannya mereka menerima kekalahan. Padahal Tuhan sudah memperlihatkan Tanda-tanda Kekuasaannya, tapi kenyataannya mereka tetap saja tidak bisa menerima kekalahan tersebut. Dan itu artinya mereka pun tidak mengakui Kekuasaan dan Kehendaknya, mereka kembali membuat rencana baru untuk membatalkan Pilkada DKI, dengan berbagai cara menggugatnya ke Mahkamah Konstitusi.
Kita pun akan melihat kebenaran yang sesungguhnya, apakah yang mereka lakukan adalah sebuah kebenaaran, dan Pilkada DKI Jakarta sudah melanggar aturan perundang-undangan, dan apa sebetulnya yang sedang mereka gugat, apakah Tuhan pun meridhoi gugatan mereka. Kalau saja kita mengembalikan segala sesuatunya pada Kekuasaan Tuhan yang Maha berkuasa, tentu kita akan senantiasa ikhlas menerima ketetapanNya.