22 Juli 2011 13:01Diperbarui: 26 Juni 2015 03:287188
Agar Tiada Penyesalan Dan Air MataSeorang Pembaca Kompasiana, pagi-pagi tadi mengirimkan BBM berbunyi seperti ini “Yang di kagumi kadang tak merasa , yang di rindukan kadang tak tau,yang di cintai kadang tak sejalan ,yang tak di sangka kadang terjadi." INILAH HIDUP ".Subhanallah, kalimat yang indah, memang terkadang ada yang kita kagumi tetapi yang kita kagumi ga merasakan apa-apa, dia ga mengerti bahwa dia sangat dikagumi, bahkan kripik eh kritik pedaspun dia tidak merasa, bentuk penyampaian kekaguman itu, seperti halnya ketika kaum sekuler mesir yang “menghabisi” pemikiran Hasan Al Banna, yang dikomandoi waktu itu adalah Sayyid Qutb, tetapi ternyata memang pada Akhirnya hidayah Allah sampai pada beliau, dan pada akhirnya Sayyid Qutb mengakui keteguhan hati Hasan AlBanna, demikian juga seorang Perempuan Yahudi yang benci banget dengan Syeikh Abul A’la Al Maududi, Pemikiran Abul A’la di tentang hingga pada akhirnya wanita Yahudi ini saking gemesnya datang ke Pakistan buat menemui sang Syeikh, dan akhirnya Sang Syeikh melamar wanita Yahudi ini menjadi Istrinya. Subhanallah.Dan terkadang yang dirindukanpun kadang dia tidak tahu jika sedang dirindukan, kadang kerinduan yang dalam membuat dendam yang nyata, melumat rasa yang tak terpatrikan, sesaklah dada, menangis terduduk dalam kangen yang tak tertahan, sedangkan orang yang dikangenin hanya diam saja, dia tidak menggubris apapun, dia terus melakukan apa yang ingin dia lakukan. Kemudian orang yang dicintai kadang tak sejalan dengan kita yang mencintainya, tapi sesungguhnya orang ini sangat mencintai, karena cinta menurutnya tidak harus sejalan, cinta tak harus sepemikiran, cinta tak harus membuat kita sama. Dan yang tak disangkapun kadang suka terjadi, kadang awalnya tidak suka kok malah lebih cinta, kadang benci tak terkira tapi rindu kian membara. Inilah hidup, tidak usahlah kita repot dengan sesuatu yang akan habis, sesuatu yang tidak akan bertahan lama, sesuatu yang akan berakhir, semuanya dari ALLAH maka kembalikan padaNYA.Hari ini, saya baru sempat membaca Kompasiana malam ini, setelah pekerjaan menumpuk untuk dikerjakan satu persatu. Sambil membaca Artikel-artikel menarik yang kadang mengerutkan kening hingga membuat terpingkal-pingkal, saya mencoba memutar sebuah lagu kesayangan setelah Broery kemarin “Buah Semangka Berdaun Sirih” atau judulnya Engkau Begini Aku Begitu, kali ini saya kangen dengan Pance F Pondag yang kujadikan judul tulisan saya kali ini “AGAR TIADA PENYESALAN DAN AIR MATA”, judulnya sich Ku Cari Jalan Terbaik.Bait pertama Lagu ini indah sekali, sangat menggambarkan Kompasiana dan keragaman kita :
Sepanjang Kita Masih terus begini
Tak kan pernah ada damai bersenandung
Kemesraan antara kita berdua
Sesungguhnya keterpaksaan saja
Ya, sepanjang kita masih Egois dengan pendapat kita, kita tidak akan menemukan damai, mati-matian minta dibalas komentar atau klarifikasi, saya yakin tidak akan ada damai yang sejati, kemesraan kita hanya saat gathering, saat pertemuan Kompasianer, mendekati temen penulis hanya sekedar mencari kesalahan dan kelemahannya untuk kemudian diserang saat perpisahan dan acara selesai.
Senyum dan tawa hanya sekedar saja
Sebagai pelengkap sempurnya sandiwara
Berawal dari manisnya kasih sayang
Terlanjur kita hanyut dan terbuai
Kopi panas, jabatan erat, senyum renyah hanya penghias bibir dan wajah seperti para politikus itu, sandiwara-sandiwara nasional dipanggungkan, yang Nazarudin lah, yang Anaslah, yang MK lah, yang KPK lah, yang DPR lah, apalagi berikutnya? Kita telah gelap mata karena materialisme, Hedonisme, dan Liberalisme, dan terbuai dan akhirnya kita sendiri yang akhirnya merasakan kepahitan itu, jika hubungan kita didasarkan keikhlasan tanpa mengharapkan apapun, Insya ALLAH damai akan kita wujudkan.
Kucoba bertahan mendampingi dirimu
Walau kadangkala tak seiring jalan
Kucari dan slalu kucari jalan terbaik
Agar tiada penyesalan dan Air Mata
Saya coba bertahan untuk tidak menyahut ucapanmu, apapun itu, karena saya begitu mencintai, Indonesia cukup Indah, biarlah kita tidak seiring dan sejalan, tidak mengapa, karena cinta tidak harus begitu, saya akan cari jalan terbaik untuk memberikan yang terbaik pula. Agar tidak ada penyesalan, tidak ada perpecahan, tidak ada Air mata.
Selamat Menikmati malam
Bandung, 22 Juli 2011
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.