Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Tak Lupa Menyayangi Masyarakat Adat

25 Juni 2019   08:34 Diperbarui: 25 Juni 2019   09:01 18 0
Munculnya Tanah Air Indonesia tidak dapat dilepaskan dari keberadaan masyarakat adat. Beragamnya masyarakat adat di Tanah Air jadi peletak dasar ke Indonesia.

Kala  itu, masyarakat adat berkorban mempertahankan Nusantara dari kekuasaan negara lain.

Meskipun saat itu masyarakat adat belum dalam kesatuan Indonesia. Namun semangat nasionalismenya telah ada.

Berani bertaruh nyawa mempertahankan wilayah adat atau kerajaannya yang masih masuk dalam teritorial Nusantara. Mereka siap menghajar siapa saja yang menganggu.

Kini: masyarakat adat masih ada. Tapi makin erat diikat semangat kebangsaannya dengan Pancasila dan NKRI. Sehingga apapun kelompok masyarakat adatnya, tetap Indonesia.

Dan beruntung Indonesia punya Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Seorang Menteri yang tak lupa sejarah bangsa berawal.

Menteri Ryamizard harus diakui amat "mencintai" Pancasila. Itu tak dapat dipungkiri. Apapun jenis ideologi dan prinsip kebangsaan yang bertentangan dengan Pancasila, tengoklah Menteri Ryamizard menyerukan perlawanan lantang.

Menteri Ryamizard ingin Pancasila yang telah lama hidup mewarnai Bumi Pertiwi juga selalu meresapi suasana masyarakat adat.

Hal itu masuk akal. Pancasila adalah perekat dan pemersatu Indonesia dengan keragamannya. Pancasila adalah rumusan toleransi di Indonesia. Apapun perbedaan di Indonesia, akan pupus sebab Pancasila.

Menteri Ryamizard sosok yang cerdas. Dia mengerti jika Pancasila terus ditekankan di masyarakat adat, pertahanan Indonesia makin kuat.

Dulu saja belum ada Pancasila, masyarakat adat sudah tumbuh semangat cinta negerinya. Apalagi kini dengan meresapi nilai luhur Pancasila.

Toh Pancasila juga tidak membuat tradisi masyarakat adat makin terkikis. Sebaliknya malah semakin memperkuat.

Dasar rasioanalitas itu yang sepertinya dipakai Menteri Ryamizard merangkul kelompok masyarakat adat. Sebab masyarakat adat adalah bagian potensi pertahanan negara.

Sepertinya: Menteri Ryamizard punya cara elok, tanpa melanggar kaidah leluhur ketika merangkul masyarakat adat. Buktinya Menteri Ryamizard dapat gelar dari masyarakat Lampung, Sumatera Selatan. Bisa juga berdialog dengan masyarakat adat Papua yang pernah berkonflik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun