Sayangnya popularitas Bagong lebih disumbang oleh ciri fisiknya yang khas. Laki-laki gendut, bermata besar dan bermulut lebar.
Padahal Bagong dikenal akan wataknya yang jujur dan sabar. Gaya hidupnya sederhana, ngomong blak-blak'an dan apa adanya. Ia tak pernah berteriak ataupun memberontak saat keadaan terjepit. Pun tak pernah marah atau protes atas himpitan dan tekanan hidup.
Kecenderungannya yang low profile menjadikannya banyak orang salah kaprah. Ia sering dianggap anak ketiga Semar. Padahal, dialah yang lahir pertama karena tercipta dari bayangan Sang Hyang Semar atau Bathara Ismaya ketika diturunkan ke dunia. Ia adalah pengeritik tajam nan nyelekit bagi tokoh wayang lain yang bertindak tidak benar.
Membicarakan Bagong, saya jadi teringat pada seorang teman asal Purworejo bernama Desi Akhiriyanto. Sejak muda, orang yang tinggal Kampung Plaosan RT 1 RW 16 Kelurahan Purworejo itu mendapat panggilan akrab Bagong. Padahal, postur tubuhnya sama sekali tidak mbagong. Kurus. Dan bahkan semakin terlihat ceking ketika beberapa waktu lalu saya lihat fotonya terpampang di koran.