Melihat adanya situasi tersebut, Doni juga mengingatkan bahwa ancaman pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dan manusia akan terus menjadi perantara.
Adapun bilamana kemudian pemerintah akan memberikan vaksin, maka hal juga tidak berarti kemudian seseorang tidak tertular dan menghentikan Covid-19. Akan tetapi dengan vaksin, seseorang memiliki kekebalan tubuh lebih kuat dalam merespon dan melawan adanya infeksi virus.
Dalam hal ini, pemberian vaksin pada tahap awal juga akan diutamakan bagi mereka yang termasuk dalam kelompok rentan mulai dari lansia, penderita penyakit komorbid dan tenaga medis serta kesehatan.
"Yang disuntik atau yang divaksinasi itu orang-orang yang berisiko dulu. Tenaga kesehatan, perawat, dokter dan juga mereka yang berisiko tinggi memiliki komorbid," kata Doni.
Namun sekali lagi, lanjutnya, vaksin ini tidak serta merta menghentikan Covid-19. Covid-19 nya ada terus, yang divaksin ini bisa tahan, sementara yang tidak divaksin tetap saja nanti bisa menjadi terpapar Covid-19.
Oleh sebab itu sekali lagi Doni menegaskan bahwa Covid-19 berbahaya dan manusia dapat menjadi lebih berbahaya sebagai perantara utama virus.
Ia menyampaikan, virus Covid-19 berbahaya, tetapi manusia yang menjadi carrier atau membawa virus COVID-19 itu jauh lebih berbahaya. Orang Tanpa Gejala (OTG) ini adalah silent killer, ini adalah pembunuh potensial.Â
Kalau mereka masih berada di luar, mereka sendiri tidak sadar, dia pergi kemana-mana, kemudian ketemu dengan keluarganya, saudaranya, orang yang dicintainya dan secara tidak langsung menulari. "Ini yang berbahaya," pungkas Doni.
Adapun bantuan tersebut adalah berupa 2 buah ventilator, 2 buah disinfectan spryer, 5 buah thermometer gun, 10 jerigen handsanitizer, 50 APD Hazmat, 2.000 face shield, 10.000 lembar masker respirator KN95, 30.000 lembar masker non medis dan masker kain sebanyak 200.000 lembar.