Mohon tunggu...
Komang Agus Triadi Kiswara
Komang Agus Triadi Kiswara Mohon Tunggu... Dosen

Saya Seorang Dosen di Universitas Hindu Indonesia memiliki Minat dalam Bidang Pendidikan, Seni dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merajut Asa Pendidikan Karakter, ditengah deburan Globalisasi ( Reflesi Filsafat Pendidikan Modern dalam Membentuk Karakter).

18 Oktober 2025   07:25 Diperbarui: 18 Oktober 2025   07:25 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memberikan dampak dalam setiap aspek kehidupan manusia. Sebagai penanda masuknya era globalisasi adalah pesatnya kemajuan teknologi informasi, pertukaran budaya antar negara, penanda inillah yang kemudian menciptakan dunia tnpa batas (bordeless world). Pesatnya perkembangan ini tentunya menuntut manusia untuk dapat beradaptasi secara cepat dan juga efektif. Demikian juga dalam dunia pendidikan, globalisasi dalam dunia pendidikan menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan berkreativitas, berfikir secara kritis, kemampuan komunikasi yang bagus, dan juga tanggung jawab secara moral dalam menggunakan teknologi dan pengetahuan.

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam era globalisasi seperti saat ini, yang menjadi tatangan utama adalah krisis karakter yang dimiliki oleh pesertadidik. Perubahan sosial yang begitu cepat terkadang lambat diikuti dengan penguatan nilai moral dan juga etika. Bebrbagai fenomena seperti rendahnya rasa empati, individualisme, perilaku konsumtif, dan penyalahgunaan teknologi digital menunjukkan adanya kesenjangan antara kemajuan kognitif dan kedewasaan moral peserta didik. Pendidikan yang berorientasi pada hasil akademik dan capaian teknis semata tidak cukup untuk membentuk manusia yang utuh. Bebrbagai problematika pendidikan seperti tindakan melawan guru, bullyng, tindakan kekerasan, merupakan problematika yang sering terjadi  saat ini.

Melihat fenomena ini tentunya pendidikan perlu kembali pada landasan filosofisnya, untuk membentuk manusia yang utuh. Filsafat pendidikan modern menawarkan perspektif yang lebih humanistik, progresif, dan reflektif terhadap proses pembelajaran. Melalui pemikiran tokoh seperti John Dewey, Paulo Freire, dan Lev Vygotsky, pendidikan dipahami sebagai proses sosial yang dinamis, dialogis, dan berorientasi pada kebebasan serta tanggung jawab moral. Ketiga tokoh ini mengajarkan bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk kesadaran kritis, kemandirian berpikir, dan kemampuan bertindak etis di tengah masyarakat global.

Filsafat pendidikan modern lahir dari semangat untuk mengubah paradigma pendidikan tradisional yang cenderung otoriter, statis, dan menempatkan peserta didik sebagai objek. Pendidikan tradisional sering kali bersifat dogmatis, di mana guru menjadi pusat kebenaran dan peserta didik hanya menerima pengetahuan tanpa makna. Sebaliknya, filsafat pendidikan modern berangkat dari pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas, rasional, dan memiliki potensi untuk berkembang melalui pengalaman.

Democracy And Education merupakan karya John Dewey yang cukup fenomenal, dalam karyanya dewey menyampaikan pendidikan merupakan sebuah proses utnuk mendidik peserta didik untuk dapat memahami proses sosial dan moral secara tidak terpisah. Tentu proses sosial dan moral ini merupakan rfleksi dari kehidupan masyarakat. Dewey sendidi memandang bahwa sekolah merupakan miniature dari masyarakat yang terbentuk secara demokratis, sehingga pserta didik dapat belajar untuk berpartisipasi, bekerjasama, serta mengambil keputusan berdasarkan tanggung jawab bersama. Pendidikan juga tidak hanya untuk menyiapkan peserta didik dimasa depan tetapi juga merupakan bagaian dari kehidupan itu sendiri.

Dewey memandang bahwa pendidikan karakter tidak melalui dogma moral, melainkan melalui pengalaman hidup yang reflektif. Dalam konsep learning by doing Dewey bwrharap peserta didik diajak untuk belajar dari tindakan nyata, melakukan rfleksi terhadap pengalamanya, serta menumbuhkan pengalaman etis dalam setiap tindakan sosial yang dilakukannya. Nialai-nilai yang bertalian dengan karakter tidak dimunculkan dalam bentuk hafalan statis, namun dimunculkan dari setiap tindakan sosial yang dilakukan peserta didik secara bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun