Mohon tunggu...
KOMANG DONIKUSUMA
KOMANG DONIKUSUMA Mohon Tunggu... Lainnya - untuk tugas kuliah

saya membuat blog ini untuk tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Galungan dan Kuningan

17 Juni 2022   19:32 Diperbarui: 17 Juni 2022   19:40 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Perayaan Hari Raya Galungan sangat identik dengan penjor yang dipasang di pinggir jalan, menghiasi jalan raya dengan nuansa alam. Penjor adalah lambang Naga Basukih, Basukih berarti kemakmuran atau kemakmuran, pemasangan Penjor pada hari Galungan berarti pengabdian dan rasa syukur atas segala kemakmuran dan manfaat yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. .Di era modern ini, terutama sebagai tujuan wisata, Bali sering ditonjolkan sebagai pulau yang indah dan religi.

Hari Raya Galungan merupakan hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya.dan juga sebagai peringatan hari kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). Hari raya Galungan juga berarti hari dimana Dharma menang atas Adharma, Adharma sendiri berarti sifat Mala (kotor) yang ada pada setiap orang. Sebagai manusia, kita harus bisa melawan setiap sifat jahat yang ada dalam diri kita agar bisa menjadikan diri kita lebih baik dan lebih baik lagi kedepannya.

Sebagai perasaan syukur, umat Hindu memberi dan melakukan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya). Penjor yang terpasang setiap rumah sendiri merupakan aturan ke hadapan Bhatara Mahadewa. Dari sisi upacara, inilah saatnya umat Hindu secara spiritual dan ritual mengingatkan umat untuk selalu berjuang melawan pelanggaran hukum dan menjunjung tinggi Dharma.

Dapat disimpulkan bahwa intisari Kalonggan adalah menghimpun kekuatan spiritual agar umat Hindu memiliki pendirian dan pemikiran yang jernih, yang merupakan semacam Dharma bagi umat manusia. Setelah hari Galungan. Umat Hindu juga merayakan Hari raya Kuningan 10 hari setelah hari raya Galungan lebih tepatnya.  Hari raya kuningan jatuh pada Saniscara Kliwon Kuningan.

Di hari Kuningan ini, kita sebagai makhluk Tuhan harus mampu berefleksi dan berkomitmen untuk memperbaiki diri dan juga mampu mengalahkan esensi Adharma dalam diri kita, Svaha. Dilihat dari sisi upacaranya, perayaan hari raya galungan dan kuningan ialah sebagai momen umat Hindu untuk mengingatkan diri baik secara spiritual maupun ritual agar selalu menegakkan sifat dharma dan melawan atau menjauhkan sifat adharma. Bisa disimpulkan bahwa inti dari hari raya Galungan dan kuningan adalah untuk menyatukan kekuatan rohani agar umat Hindu bisa mendapat pendirian serta pikiran yang terang, yang merupakan inti dari wujud dharma dalam diri manusia. Semoga di hari Raya Galungan dan Kuningan ini kita selalu mendapat kebaikan dan kesejahteraan dari segala penjuru untuk memenuhi cita-cita luhur dan mampu mengalahkan sifat-sifat Adharma yang ada dalam diri kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun