Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Cara Bedakan Height, Altitude, Elevasi dan Flight Level Melalui Altimetry

25 April 2023   03:57 Diperbarui: 30 April 2023   12:17 3758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar m.youtube.com/watch?v=9VEVUVS7fbg (Author.: Aviation Theory)

Pesawat A terbang pada ketinggian 8.000 feet karena menggunakan titik referensi QNE yang dalam hal ketinggian terbangnya sebenarnya adalah 8,000 feet, sedangkan pesawat B yang melaporkan ketinggiannya 7.000 feet sebenarnya terbang pada ketinggian 7,650 feet karena menggunakan titik referensi QNH. (lihat gambar dibawah).

Tangkapan layar m.youtube.com/watch?v=9VEVUVS7fbg (Author.: Aviation Theory)
Tangkapan layar m.youtube.com/watch?v=9VEVUVS7fbg (Author.: Aviation Theory)

Dalam kondisi ini jarak vertikal antar kedua pesawat bukan 1.000 feet melainkan hanya 350 feet karena keduanya menggunakan acuan yang berbeda, dengan jarak vertikal yang semakin dekat maka potensi tabrakan di udara semakin mendekat kepada kenyataan.

Pada penerbangan di ketinggian terbang rendah (low altitude), terdapat dua jenis jarak vertikalnya yaitu antara pesawat dengan daratan serta antar pesawat yang sedang mengudara. 

Oleh karenanya standar yang digunakan oleh setiap pesawat harus sama yang dalam ini digunakan titik referensi QNH  ( tekanan pada permukaan laut).

Sedangkan pada ketinggian tinggi atau high altitude jarak vertikal yang perlu diperhatikan hanya antar pesawat yanh mengudara yang dalam kondisi ini standar yang digunakan oleh semua pesawat harus sama yaitu dengan titik referensi QNE karena tidak ada jarak vertikal dengan daratan lagi.

Dimana batas ketinggian penggunaan standar ini ?

Disini kita akan dikenalkan dengan transition altitude dan transition level dimana pada ketinggian dibawah transition altitude, semua pesawat harus menggunakan QNH (altitude) sedangkan diatas transition level semua pesawat harus menggunakan QNE (flight level).


Sedangkan untuk jarak vertikal antara transition altitude dengan transition level disebut dengan transition layer, pengaplikasiannya seperti ini, saat pesawat naik ketinggian melewati transition altitude maka saat mulai berada di transition layer, semua pesawat harus menggunakan flight level dalam menyebutkan posisi vertikalnya (ketinggian)

Contoh penyebutan flight level adalah jika ketinggiannya 25,000 feet maka piliot akan menyebut posisi vertikalnya dengan FL 250., jika ketinggian 19,000 feet maka penyebutannya FL 190.

Sebaliknya ketika pesawat turun ketinggian melewati transition level maka saat mulai berada di transition layer, semua pesawat harus menggunakan altitude untuk menyebutkan posisi vertikalnya (ketinggian).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun