Tumpahan minyak menjadi salah satu faktor yang sangat membantu karena minyak dan air tidak bisa bercampur, ini bisa menjadi informasi awal yang menguatkan dugaan bahwa pesawat mengalami kecelakaan di laut, lain halnya bila sebelumnya pesawat melakukan fuel dumping untuk mengurangi beban berat pesawat  ketika akan melakukan pendaratan darurat agar impact nya dapat diminimumkan.
Hingga pencarian resmi yang dilakukan dalam tiga tahap berakhir, bagian besar pesawat dan black box belum berhasil ditemukan walau sudah menyisir seluas 320,000 km persegi baik pencarian di permukaan laut maupun bawah laut.
Badan investigasi kecelakaan dari Brazil sebagai badan yang memliki wewenang dalam investigasi kecelakaan ini juga menyampaikan bahwa mereka sudah cukup mengncover sebagain besar area.
Berbagai ulasan dan analisis terhadap penyebabnya umumnya banyak dilakukan oleh berbagai pihak dengan berbagai dasar yang cukup kuat pula dan pada kasus kecelakaan ini juga sempat terjadi perdebatan dan perang argumentasi dari dan antar pihak termasuk media.
Akan tetapi hasil investigasi dari pihak yang berwenang menyelidiki kecelakaan adalah yang final, setidaknya memang hal itu yang menjadi ketentuan baku.
Akan tetapi pihak tersebut pastinya membutuhkan lebih dari sekadar ulasan dan analisis, mereka membuthkan yang lebih bersifat konkret dan lebih visual yaitu black box yang mencakup Cokpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR).
Dua tahun setelah kecelakaan, black box pesawat berhasil dtemukan dan diangkat dari kedalaman sekitar 4,000 meter dan kemudian dianalisis. Â
Pada tanggal 5 Juli 2012 Badan Keselamatan Penerbangan Brazil (BEA) mengumumkan hasil akhir investigasi mereka dimana salah satu poin nya adalah pitot tubes yang tergumpal es sehingga tidak dapat memberikan data akurat akan kecepatan kepada kru di kokpit.
Beberapa tahun sebelumnya atau tepatnya bulan September 2007 pihak Airbus sudah mengeluarkan rekomendasi kepada seluruh operator Airbus A-330 untuk mengganti pitot tubes dari sebuah vendor dengan nomor model C16195AA ke C16195BA karena telah ditemukan masalah pada C16195AA yang dapat menghambat pitot tubes melakukan fungsinya seperti data kecepatan pesawat (airspeed).
Air France sudah menggantinya pada armada A-330 mereka, hanya saja untuk F-GZCP yaitu pesawat yang naas tersebut, pergantiannya direncanakan setelah penerbangan dari GIG ke CDG tersebut yang ironosnya menjadi penerbangan terakhirnya.
Situs abcnews menyebutkan bahwa Associted Press dalam investigasi mereka telah mengindikasikan bahwa pihak Airbus sebenarnya sudah mengidentifikasi masalah pada pitot tube tersebut sejak tahun 2002.