Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengenal Lebih Jauh Tentang VTOL, STOVL dan STOL pada Pesawat

27 November 2022   04:00 Diperbarui: 27 November 2022   04:51 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Bell Boeing V-22 Osprey (foto : Pixabay.com)

Maksud penerapan VTOL pada pesawat baling baling seperti pada pesawat Bell Boeing V-22 Osprey adalah agar pesawat dapat melakukan misi seperti helikopter yang dapat menjangkau daerah  yang tidak memiliki landasan pacu serta juga dapat terbang lebih jauh dan cepat serta mengangkut lebih banyak layaknya pesawat bersayap tetap lainnya.

Sedangkan pada pesawat jet tempur, pesawat bisa takeoff dan landing di segala tempat seperti tempat parkir mobil, hutan, serta pangkalan udara yang tidak siap maupun yang rentan terhadap serangan terutama landasan pacu nya, dan termasuk di kapal induk.

Pesawat LM F-35 Lighthing II sedang Landing secara vertikal ( foto: LockheedMartin.com).
Pesawat LM F-35 Lighthing II sedang Landing secara vertikal ( foto: LockheedMartin.com).

Pesawat VTOL yang menggunakan rotor atau baling baling oleh Federasi Olah Raga Kedirgantaraan Dunia atau FAI disebut dengan convertiplane yaitu pesswat yang menggunakan rotor untuk takeoff dan landing serta bersayap tetap untuk penerbangan di udara.

Semua pesawat bersayap tetap VTOL merupakan kategori pesawat powered-lift yaitu pesawat bersayap tetap yang menggunakan power sebagai daya angkatnya, berbeda dengan pesawat bersayap tetap pada umumnya seperti pesawat penumpang dengan Conventional Takeoff Landing (CTOL) yang menggunakan bantuan thrust (propulsion) yang dihasilkan oleh mesin pesawat sebagai pendorongnya di landasan pacu untuk mendapatkan daya angkat (lift) karena adanya berat angkut (payload) pada pesawat yang memerlukan daya angkat yang lebih besar pula.

Badan Aviasi Sipil Dunia atau ICAO mendefinisikan pesawat powered-lift pada annex 1 pasal 1.1 sebagai A heavier-than-air aircraft capable of vertical take-off, vertical landing, and low-speed flight, which depends principally on engine-driven lift devices or engine thrust for the lift during these flight regimes and on non-rotating aerofoil(s) for lift during horizontal flight.

Namun demikian ada beberapa pesawat VTOL yang juga dapat beroperasi secara STOL maupun CTOL yang menggunakan landasan pacu, contohnya pesawat tempur Harrier yang menggunakan ski jump di kapal induk untuk membantu pesawat mendapatkan daya angkatnya serta pesawat tempur F-35 dimana kedua pesawat juga dapat lepas landas secara umum (CTOL) di landasan pacu.

Pesawat tempur pada keluarga Harrier Jump Jet yang menggunakan ski jump untuk takeoff di kapal induk ini dikategorikan oleh NATO sebagai pesawat STOVL atau Short Takeoff Vertical Landing.

Kentungan dari STOVL ini adalah walaupun masih memerlukan landasan pacu (pendek) namun pesawat dapat membawa persenjatan lebih banyak daripada pesawat VTOL dengan berat angkut yang lebih ringan agar dapat lebih mudah terangkat.

Sedangkan pada semua jenis helikopter baik itu serbu, angkut, serba guna dan lainnya, ada yang hanya bisa beroperasi secara VTOL karena tidak memiliki roda untuk melakukan taxi.

Pesawat STOL adalah pesawat bersayap tetap yang dapat takeoff landing di landasan pendek, contohnya pesawat de Havilland DHC-6 Twin otter yang melegenda itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun