Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Apakah Dunia Membutuhkan Pesawat Penumpang Lebih Besar dari Super Jumbo?

26 September 2022   18:01 Diperbarui: 27 September 2022   09:13 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Airbus A380 (foto: Ahmad Ardity/pixabay.com)

Airbus menghentikan program A380 termasuk rencana pengembangan A 380-900 pada tahun 2021 yang lalu sedangkan Boeing menghentikan program B 747 nya pada tahun 2022 dengan menyisakan penyelesaian beberapa pemesanan dan  pesawat kepresidenan Amerika dengan B 747-8 nya.

Kemampuan terbang lebih jauh dan dengan kapasitas yang lebih banyak serta dengan fitur keselamatan penerbangan seperti ETOPS dilihat oleh dua pabrikan ini lebih bisa menjawab kebutuhan maskapai dimasa mendatang dengan dasar utamanya adalah efisiensi.

Lahirnya pesawat Boeing B 787 Dreamliner yang diikuti oleh Airbus A 350 menunjukan kecenderungam tersebut, dan kini kedua pabrikan ini terus memproduksi varian dari pesawat tersebut seperti Airbus A 350- 900/1000 dan Boeing B 787- 8/9/10.

Bahkan kedua pabrikan juga membuka kompetisi pada pesawat berukuran sedang untuk penerbangan jarak jauh non stop ini dengan Airbus A 321 XLR dan Boeing B 737-10 MAX.

Pada hal yang ketiga yaitu pada kekhawariran sang CEO ini terhadap kemungkinan tidak tersedianya lagi landing slot di bandara ketika maskapai harus menambah frekwensi penerbangan.

Keadaan ini sebenarnya berkaitan dengan operasional dan teknis bandara dalam hal kapasitas dan jam operasional masing masing yang mana bisa dilakukan dengan ekspansi untuk menambah kapasitas serta peenambahan jam operasional, misalnya menjadi 24 jam penuh.

Adalah sangat memungkinkan bagi bandara untuk mempertimbangkan segala hal jika terdapat banyak permintaan dari para maskapai yang melayani rute ke bandara tersebut.

Pada alasan kedua dan ketiga ini bisa lebih menggambarkan kekhawatiran sang CEO dimasa mendatang karena tidak ada pengganti pesawat A 380 mereka kelak bila sudah mencapai usia operasional maksimumnya karena Airbus sudah tidak lagi memproduksinya sehingga jalan satu satunya adalah menyediakan pesawat yang tersedia di pasaran dengan ukuran yang lebih kecil.

Maka bila itu terjadi maka maskapai tersebut harus menyediakan lebih dari satu pesawat dan juga lebih dari satu kali penerbangan yang berarti pula penambahan slot penerbangan yang dikhawatirkan juga tidak tersedia.

Mengelola armada dengan banyak pesawat akan membawa ekstra sumber daya manusia dan beban finansial bagi maskapai, sehingga sangat mungkin hal ini menjadi latar belakang kekhawatiran Tim Clark ini.

Sehingga bila mengacu pada semua hal diatas maka sangat dipahami bila maskapai Emirates akan membutuhkan pesawat yang lebih besar dimasa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun