Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catcalling di Destinasi Wisata

24 September 2022   17:54 Diperbarui: 25 September 2022   18:45 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto via Kompas.com

4. Komen atau pujian biasanya tertuju pada sesuatu yang tak tampak pada fisik wanita

5. Komen pelaku yang hanya bisa berupa pujian dan terselubung bersifat tidak menghargai dan objektifikasi terhadap korban.

Di beberapa destinasi wisata dimana kawasan pantai menjadi pusat kegiatan wisata, pemandangan akan wisatawan dengan berbagai penampilan ala pantainya adalah sebuah hal yang sudah umum dan tidak seharusnya menjadi tempat dari terjadinya pelecehan seksual di ruang publik ini.

Bagi orang orang yang sehari harinya memang berada di kawasan tersebut, juga sudah menyadari tanggungjawab bersamanya dengan semua pihak untuk saling menjaga nama baik kawasan tersebut sehingga batas batasan yang tak tertulis pun tidak akan dilangkahi.

Akan tetapi pelaku dari pelecehan seksual ini juga bisa siapa saja yang berkumpul pada satu kawasan tersebut yang belum bisa memperlambat laju imajinasi mereka dalam memproses pemandangan seperti ini dengan menggunakan akal sehat dan kesadaran sebagai filter.

Ketika pelaku ternyata tidak berasal dari sekitar maka dampak dari perbuatannya sangat mempengaruhi nama baik dari sebuah destinasi wisata dan bisa membuat calon pengunjungnya menjadi khawatir dan bahkan bisa membatalkan kunjungannya.

Pelajaran yang dapat diambil disini adalah kita sebagai manusia memang diberkahi dengan freewill akan tetapi sebagai manusia kita juga diberkahi dengan akal sehat dan kesadaran untuk menyaring segala pilihan dihadapan kita, dimana dan kapanpun itu.

Setiap manusia memiliki ranah pribadi yang hakekatnya harus diperlakukan dengan rasa hormat.

Bahkan dibeberapa kawasan wisata dengan konsep nakation atau clothing-optional sekalipun, kegiatan voyeuring dan kegiatan yang mengarah pada pelanggaran ruang pribadi orang lain adalah dilarang, ini sebagai bentuk penghormatan kepada sesama manusia meskipun di kawasan yang memiliki tingkat kemungkinan terjadinya pelecehaan seksual di ruang publik dapat terjadi.

Keamanan bagi wisatawan merupakan hal yang utama, tidak hanya terhadap barang bawaannya mereka saja melainkan utamanya terhadap keselamatan diri di destinasi wisata, mereka baru akan yakin untuk melakukan kegiatan wisata setelah yakin akan keselamatan diri mereka.

Dan seperti yang dikatakan oleh Dr.Deirdre diatas dimana perkataan "terima kasih" dari wisatawan atas pujian yang dilontarkan oleh orang lain bisa berbuntut panjang dimana orang  lain bisa memaknainya dengan cara berbeda beda pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun